Selasa, 10 Juni 2014

UJIAN SEMESTER PENGELOLAAN LABORATORIUM



NAMA                         : DEFI NOFITA PANCA SARI
NIM                              : A1C111023
DOSEN PENGAMPU : Dr. SYAMSURIZAL, M.Si

1.    Buatlah rubrik angket tentang keselamatan dan keamanan bekerja di laboratorium !
2.    Buatlah peraturan bekerja di laboratorium untuk bidang Fisika, Kimia dan Biologi !
3.    a) Uraikan bagaimana tahapan-tahapan dalam memusnahkan reagen Buffer !
b) Uraikan bagaimana tahapan-tahapan dalam memusnahkan air keras !
c) Uraikan bagaimana tahapan-tahapan dalam memusnahkan basa alkali selain NaOH
    dan KOH !
4.    Uraikan bagaimana etika dalam melakukan survey di laboratorium sehingga data-data yang dibutuhkan dapat dianalisis !


                                                                  PEMBAHASAN :

1.    Buatlah rubrik angket tentang keselamatan dan keamanan bekerja di laboratorium !
RUBRIK ANGKET KESELAMATAN & KEAMANAN KERJA DI LAB
Keterangan :
A = bernilai 4 (sangat baik)
B = bernilai 3 (baik)
C = bernilai 2 (cukup)
D = bernilai 1 (buruk)
E = bernilai 0 (tidak baik)

1.    Apakah akses keluar masuk lab diperbolehkan untuk siapapun ?
a.    Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk tanpa terkecuali
b.  Orang yang memiliki kepentingan di lab hanya diperbolehkan masuk apabila telah mendapat izin dari laboran ataupun guru dan pengguna lab saat itu
c.   Orang yang memiliki kepentingan di lab namun tidak mendapat izin karena lab sedang digunakan saat itu, menunggu hingga lab selesai digunakan dan izin diberikan
d.      Orang yang tidak berkepentingan bebas keluar masuk asalkan tidak diketahui oleh kepala lab ataupun petugas lab
e.       Siapapun bebas keluar masuk lab

2.    Apakah praktikan melakukan eksperimen sebelum mengetahui informasi mengenai bahaya bahan kimia, alat-alat dan cara pemakaiannya ?
a.       Praktikan tidak akan melakukan eksperimen sebelum mengetahui informasi mengenai bahaya bahan kimia, alat-alat dan cara pemakaiannya
b.   Praktikan memahami bahaya bahan kimia, alat-alat dan cara pemakaiannya hanya dengan membaca literatur tanpa mengetahui bagaimana implementasinya
c.   Praktikan tidak mengetahui informasi bahaya bahan kimia, alat-alat dan cara pemakaiannya namun selalu bertanya pada guru disetiap tahapan prosedur percobaan
d.      Praktikan baru akan mencari informasi ketika praktikum sedang berlangsung
e.   Praktikan tetap melakukan eksperimen walaupun belum mengetahui informasi mengenai bahaya bahan kimia, alat-alat dan cara pemakaiannya

3.    Apakah selalu dilakukan latihan keselamatan kerja secara periodik ?
a.       Latihan keselamatan kerja selalu dilakukan secara periodik yaitu satu bulan sekali
b.      Latihan keselamatan kerja dilakukan secara periodik yaitu 3 bulan sekali
c.       Latihan keselamatan kerja dilakukan hanya 1 kali saat awal kontrak mata kuliah
d.      Latihan keselamatan kerja tidak dilakukan namun praktikan memahami teknik dan tata caranya hanya dengan membaca literatur terkait
e.       Praktikan tidak membaca sehingga tidak mengetahui bagaimana tata cara keselamatan kerja di laboratorium dan tidak melakukan latihan keselamatan kerja

4.    Apakah praktikan mengetahui cara penggunaan alat-alat emergency seperti : pemadam kebakaran, eye shower, respirator dan alat keselamatan kerja yang lain ?
a.       Semua praktikan praktikan membaca, memahami dan mampu menggunakan secara langsung alat-alat emergency
b.      Sebagian besar praktikan membaca, memahami dan mampu mempraktikkan penggunaan alat-alat emergency
c.       Hanya sebagian kecil praktikan yang memahami penggunaan alat-alat emergency
d.      Praktikan tidak mengetahui tapi berusaha mencoba-coba tanpa tahu bagaimana cara mengoperasikannya
e.       Semua praktikan tidak mengetahui cara menggunakan alat-alat emergency

5.    Apakah pengguna lab (praktikan/guru/laboran/kepala lab/pengguna lab lainnya) makan, minum, merokok dan melakukan aktivitas lain yang tidak berhubungan dengan kegiatan praktikum ?
a.       Tidak ada seorangpun boleh melakukan aktivitas yang tidak berhubungan dengan kegiatan lab
b.      Praktikan diperbolehkan makan, minum dan merokok namun di tempat yang jauh dan bukan di sekitar lingkungan lab
c.       Pengguna lab boleh melakukan aktivitas lain selain yang berhubungan dengan kegiatan praktikum namun pada ruang khusus untuk makan, minum, merokok, dll
d.      Pengguna lab boleh makan, minum dan merokok di sekitar lab
e.       Semua orang bebas melakukan aktivitas apapun di dalam lab walaupun tidak berhubungan dengan kegiatan lab

6.    Bagaimana penataan alat dan bahan serta penggunannya di laboratorium ?
a.       Alat dan bahan diletakkan di ruangan masing-masing dengan rapi dan hanya guru, laboran dan kepala lab yang memiliki akses keluar masuk ruangan tersebut
b.      Alat dan bahan diletakkan di ruangan masing-masing dengan rapi dan praktikan diperbolehkan keluar masuk ruangan alat dan bahan dengan didampingi guru/laboran/kepala lab
c.       Alat dan bahan diletakkan di ruangan masing-masing dengan rapi dan praktikan diperbolehkan keluar masuk ruangan alat dan bahan setelah mendapat izin dari guru/laboran/kepala lab namun tidak didampingi
d.      Alat dan bahan ada yang diletakkan di ruangan khusus dan ada yang diletakkan di dalam lemari di ruangan praktikum dan praktikan bebas menggunakan apabila diperlukan
e.       Praktikan bebas keluar masuk ruangan alat dan bahan dan bebas menggunakannya apabila diperlukan

7.    Bagaimana kelengkapan kotak PPPK di lab ?
a.       Kotak PPPK berisi jenis obat-obatan yang lengkap mulai dari obat merah, luka bakar, dll dan terletak di tempat yang siapapun mudah menjangkaunya
b.      Kotak PPPK berisi jenis obat-obatan yang lengkap namun hanya terletak di ruang laboran sehingga untuk mendapatkannya diperlukan izin terlebih dahulu
c.       Hanya obat-obatan yang dirasa dibutuhkan saja yang disediakan di kotak PPPK dan diletakkan di tempat yang siapapun mudah menjangkaunya
d.      Hanya obat-obatan yang dirasa dibutuhkan saja yang disediakan di kotak PPPK dan hanya terletak di ruang laboran sehingga untuk mendapatkannya diperlukan izin terlebih dahulu
e.       Kotak PPPK hanya tersedia di ruang UKS

8.    Apakah lab menyediakan peralatan dasar untuk keselamatan kerja seperti jas lab, masker dan sarung tangan ?
a.       Jas lab, masker dan sarung tangan disedikan secara cuma-cuma
b.      Lab tidak menyediakan jas lab, masker dan sarung tangan namun praktikan membawanya sendiri-sendiri
c.       Lab hanya menyediakan masker dan sarung tangan
d.      Lab hanya menyediakan jas lab
e.       Lab tidak menyediakan jas lab, masker dan sarung tangan dan praktikan yang tidak membawa ketiga hal tersebut dan tetap melakukan praktikum tanpa menggunakan peralatan dasar keselamatan kerja

9.    Apakah laboratorium dilengkapi dengan simbol bahaya yang mampu dijadikan pengguna labor untuk mewaspadai benda-benda yang dapat menimbulkan bahaya ?
a.       Laboratorium memiliki kelengkapan simbol penanda bahaya, baik pada alat-alat, mesin-mesin, bahan ataupu zat dan lain-lain
b.      Sebagian besar aspek laboratorium memiliki simbol penanda bahaya, baik pada alat-alat, mesin-mesin, bahan ataupu zat dan lain-lain
c.       Hanya sebagian kecil aspek laboratorium yang memiliki simbol penanda bahaya, baik pada alat-alat, mesin-mesin, bahan ataupu zat dan lain-lain
d.      Hanya bahan atau zat saja yang dilengkapi simbol tanda bahaya pada kemasan botolnya
e.       Tidak satupun aspek laboratorium yang dilengkapi dengan simbol tanda bahaya

10.    Apakah lab dilengkapi dengan alarm sebagai tanda bahaya ?
a.       Setiap ruangan lab dilengkapi dengan alarm tanda bahaya
b.      Hanya tersedia 1 alarm di setiap lantai gedung bertingkat
c.       Alarm tanda bahaya tidak tersedia namun ada alat lain yang dapat menggantikan fungsinya, misalnya kentungan dll dan tersedia disetiap ruangan lab
d.      Alarm tanda bahaya tidak tersedia di lab namun ada alat lain yang dapat menggantikan fungsinya, misalnya kentungan, dll dan hanya tersedia 1 di setiap lantai gedung bertingkat
e.       Alarm tanda bahaya ataupun alat lain yang memiliki fungsi sejenis tidak tersedia di lab

2.    Buatlah peraturan bekerja di laboratorium untuk bidang Fisika, Kimia dan Biologi !
Jawab :
Pada dasarnya, peraturan bekerja di laboratorium untuk bidang Fisika, Kimia dan Biologi adalah sama. Yang membedakan adalah hal-hal yang bersifat spesifik mengenai ketiga bidang tersebut. Berikut ini akan dijelaskan peraturan bekerja di lab secara umum, antara lain sebagai berikut :
A. Keselamatan Kerja di Laboratorium
  • Kenali lokasi-lokasi dan cara pengoperasian fasilitas keselamatan kerja dan keadaan darurat, seperti pemadam kebakaran, kotak P3K, alarm kebakaran, pintu keluar darurat, dsb.
  • Di laboratorium dilarang untuk makan, minum, merokok, menerima tamu serta mengobrol.
  • Laboratorium hanya untuk mengerjakan percobaan sesuai dengan prosedur yang tertulis atau diterangkan oleh koordinator praktikum
  • Waspada Terhadap berbagai kondisi yang tidak aman.
  • Segera laporkan kondisi-kondisi tak aman kepada Koordinator Praktikum atau Asisten Praktikum.

B. Peralatan Keselamatan Kerja Pribadi - Pakaian Yang Sesuai
  • Pakailah pakaian kerja yang sesuai dengan pekerjaan di laboratorium. Gunakan selalu jas lab lengan panjang. Gunakan sepatu tertutup yang layak untuk keamanan bekerja di laboratorium. Gunakan selalu kaca mata pelindung dan sarung tangan ketika bekerja dengan zat-zat yang berbahaya dan iritan
  • Jangan pernah menggunakan kontak lensa ketika bekerja di laboratorium kimia organik. Gunakanlah selalu kacamata pelindung yang sesuai.
  • Sepatu terbuka, sandal atau sepatu hak tinggi tidak boleh digunakan di laboratorium.
  • Rambut yang panjang harus selalu diikat dan dimasukkan ke dalam jas lab untuk menghindari kontak dengan zat-zat berbahaya, mesin yang bergerak dan nyala api.
  • Selalu cuci tangan dan lengan Anda sebelum meninggalkan laboratorium.

C. Melakukan Percobaan
  • Jangan pernah melakukan pekerjaan, penyiapan sampel atau percobaan tanpa pengawasan supervisor laboratorium (asisten atau dosen).
  • Selalu persiapkan prosedur keselamatan kerja sebelum bekerja di laboratorium. Anda harus mengacu pada Material Safety Data Sheets (MSDS) setiap kali bekerja dengan zat-zat kimia tertentu.
  • Cek semua peralatan sebelum digunakan. Apabila terdapat kerusakan, segera laporkan kepada petugas laboratorium untuk segera diganti/diperbaiki.
  • Pilihlah tempat yang tepat untuk melakukan percobaan. Percobaan yang melibatkan zat-zat berbahaya dan beracun harus dilakukan di dalam lemari asam.
  • Diskusikan selalu setiap perkembangan dalam percobaan kepada asisten atau dosen pemimpin praktikum.

Sumber :
http://lab.mipa.uns.ac.id/home.php?kim=tata&lab=kim

D. Peraturan Kerja di Laboratorium
·           Peserta didik memasuki laboratorium setelah mendapat izin dari guru
·           Buka pintu dan jendela bila diperintahkan oleh guru
·           Sebelum melakukan percobaan harus mendapat izin dari guru
·           Baca dan pahami petunjuk alat percobaan sebelum melakukan percobaan, bila ragu-ragu tanyakanlah pada guru
·           Peganglah peralatan dan bahan-bahan kimia secara hati-hati dan benar
·           Dilarang makan, minum, atau bermain di dalam laboratorium
·           Peserta didik harus bekerja hati-hati, teliti, bekerja sama dengan teman dan bertanggung jawab
·           Jika terjadi kecelakaan dalam melakukan percobaan, seperti kaca yang pecah, terbakar, tertelan bahan kimia, tersengat listrik dan lain-lain maka segera laporkan kepada guru
·           Selesai melakukan percobaan, peserta didik bertanggungjawab mengembalikan peralatan pada tempatnya dan membersihkan laboratorium setelah selesai melakukan percobaan
·           Cucilah tangan setelah semua percobaan di laboratorium selesai

Sumber :
Budi Prasojo, dkk. 2006. Seri Sains “Teori dan Aplikasi FISIKA” SMP Kelas VII. Jakarta : PT. Ghalia Indonesia Printing

Secara lebih khusus, peraturan kerja di laboratorium Fisika, Kimia dan Biologi akan dibahas sebagai berikut :
A.      Peraturan Kerja di Laboratorium Fisika
1.        Siswa tidak diperkenankan di dalam laboratorium tanpa seizin guru
2.        Alat-alat serta bahan yang ada di dalam laboratorium tidak boleh diambil keluar tanpa seizin guru
3.        Alat-alat dan bahan harus digunakan sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Dalam satu percobaan siswa harus mengikuti petunjuk yang diberikan dan tidak bekerja menurut kehendaknya sendiri
4.        Jika ada alat-alat yang rusak / pecah hendaknya segera dilaporkan kepada guru
5.        Jika dalam melakukan pekerjaan tidak mengerti / ragu-ragu, segeralah bertanya kepada guru
6.        Jika terjadi kecelakaan sekalipun kecil, mungkin seperti kena kaca, terbakar dan tertelan bahan dapat segera mengganti atau memperbaiki
7.        Etiket bahan yang hilang / rusak segera dilaporkan kepada guru, dengan pemberitahuan ini, guru dapat segera mengganti / memperbaiki
8.        Penggunaan peralatan dengan sumber listrik, tangan harus kering karena dalam keadaan basah kemungkinan tersengat listrik sangat besar
9.        Penggunaan alat harus sesuai yang dianjurkan dan setelah selesai menggunakan hendaknya dirapikan atau dikembalikan pada tempatnya dan isinya jangan ditukar-tukar
10.    Jangan mencicipi bahan-bahan yang ada di laboratorium Fisika
11.    Setelah selesai percobaan, alat-alat dibersihkan dan dikembalikan ke tempat semula dalam keadaan bersih dan kering
12.    Buanglah sampah pada temjpatnya, jangan pada bak cuci
13.    Sebelum meninggalkan laboratoriummeja praktikan harus dalam keadaan bersih, kran air dimatikan dan kontak listrik harus dicabut.

Sumber :
http://id.scribd.com/doc/43993220/Peraturan-Dan-Tata-Tertib-Laboratorium-Fisika

B.  Peraturan Kerja di Laboratorium Kimia
1.    Jangan bekerja sendirian di laboratorium
     Saat bekerja di laboratoorium Kimia akan ada banyak menungkinan yang terjadi. Baik itu kesalahan teknis akibat ketidaktelitian dalam bekerja maupun hal-hal di luar dugaan lainnya. Oleh sebab itu, jangan bekerja di labolatorium senidirian, minimal dengan seorang teman. Hal ini memungkinkan akan menjadi penolong Anda ketika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan.
     Ada banyak kemungkinan yang bisa terjadi, misalnya : tertumpah atau terkontaminasi zat kimia, adanya peralatan listrik yang bermasalah, zat-zat kimia yang berusia lama mengalami reaksi dan sebagainya. Kemungkinan-kemungkinan tersebut perlu diantisipasi sejak awal.

2.    Jangan makan dan minum di laboratorium
     Jika Anda merasa lapar saat bekerja, mintalah tolong rekan Anda untuk menggantikan pekerjaan Anda sejenak, lalu pergilah ke kantin untuk makan. Jangan makan dan minum di tempat dengan resiko pencemaran tinggi seperti di laboratorium. Udara dan angin dapat menjadi media pencemar makanan dan minuman yang akan Anda nikmati.

3.    Jangan meninggalkan pekerjaan yang belum tuntas di laboratorium
     Peraturan keselamatan kerja yang lain adalah soal kebiasaan Anda menyudahi sebuah pekerjaan. Saat Anda ingin pergi atau menyudahi pekerjaan, pastikan bahwa seluruh pekerjaan Anda telah selesai. Jangan menghidupkan kran air atau peralatan listrik untuk Anda tinggalkan. Pastikan alat pemanas, oven dan lainnya telah dalam posisi off.

4.    Jangan merokok di laboratorium
     Di dalam laboratorium terdapat banyak zat-zat kimia yang memiliki sifat eksplosif atau mudah terbakar. Api rokok di tangan Anda memungkinkan terjadinya percikan saat bersentuhan dengan zat-zat kimia. Disamping itu, asap rokook itu sendiri akan semakin memperparah pencemaran yang terjadi di laboratorium.
     Jika ingin merokok, pergilah keluar mencari udara bebas. Jangan sesekali merokok di dalam ruangan laboratorium. Karena hyal tersebut tidak hanya membahayakan Anda namun juga orang-orang di sekitar Anda.

5.    Mengenali sifat masing-masing zat kimia dan menempatkannya dalam tempat yang sama
     Kenalilah sifat-sifat zat kimia yang akan Anda gunakan. Letakkan zat-zat tersebut pada satu tempat sesuai dengan sifat-sifatnya. Jangan mencampurkan peletakan zat yang berbeda sifat. Posisikan dengan aman sifat zat dan perlakuan amannya.
     Misalnya zat-zat pekat seperti amonia pekat, asam klorida pekat dan sebagainya letakkan di lemari asam. Jangan membuka tutup wadah sembarangan. Dan pastikan hidung Anda dalam posisi tertutup ketika membukanya.

Sumber :

C.    Peraturan Kerja di Laboratorium Biologi
I.     UMUM
1.    Sebelum praktikum dimulai, sisiwa harus hadir didalam ruangan praktikum tepat pada waktunya.
2.    Dilarang membuat kegaduan atau bercakap-cakap yang tidak perlu di dalam ruangan praktikum.
3.    Dilarang makan dan minum dalam ruangan praktikum,.
4.    Apabila terjadi kerusakan alat, siswa harus lapor kepada guru pembimbing. Setiap kerusakan alat atau hilang, siswa harus mengganti dengan alat semacam.
5.    Sebelum praktikum dilaksanakan, siswa harus sudah siap mengenai apa yang akan dipraktikumkan baik mengenai bahan atau teori yang berhubungan dengan praktikum.
6.    Selama praktikum berlangsung, siswa diwajibkan memakai jas lab / jas praktikum

II.  KHUSUS
1.    Penggunaan bahan-bahan kimia, disesuaikan dengan petunjuk praktikum dan atas ijin serta bimbingan dari guru pembimbing.
2.    Untuk menjaga kebersihan dan kelancaran praktikum, siswa harus / wajib :
A.  Menjaga kebersihan selama praktikum berlangsung.
B.  Mengembalikan alat-alat praktikum dalam keadaan bersih dan kering
3.    Mengatur kembali letak meja dan kursi seperti kedudukan semula.

III.             SANGSI
1.    Bila dua kali atau lebih tidak mengikuti praktikum tanpa alasan yang tepat, siswa tidak diperbolehkan mengikuti praktikum selanjutnya.
2.    Pelanggaran terhadap tata tertib diatas akan dikeluarkan dan tidak diperkenankan mengikuti praktikum.

Sumber :

3.    a) Uraikan bagaimana tahapan-tahapan dalam memusnahkan reagen Buffer !
Jawab : 
Larutan buffer merupakan larutan penyangga yang terdiri dari dua jenis, yaitu larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa. Untuk memusnahkannya atau agar tidak membahayakan apabila dibuang ke lingkungan, menurut saya caranya adalah dengan membuat larutan tersebut ber-pH netral. Jadi, larutan penyangga yang bersifat sedikit basa dinetralkan dengan sedikit asam dan sebaliknya. Setelah pH-nya netral, larutan tersebut bisa dibuang ke lingkungan.
 

b) Uraikan bagaimana tahapan-tahapan dalam memusnahkan air keras !
Jawab : 


Campurkan dengan NaHCO3, dalam wadah gelas atau plastik dan tambahkan air dalam jumlah banyak sambil diaduk. Buang ke dalam bak air diikuti dengan banyak air.
adalah :
·         Asam anorganik : H2SO4, HNO3, HCl, H3PO4
·         Garam asam anorganik : Al2(SO4)3, ZnSO4, NH4Cl
·         Asam organic : asam asetat, asam oksalat, asam benzoate.
·         Asam organic terhalogenisasi : trikloro asam asetat (TCA)
·         Senyawa nitro : nitrobenzene, nitrofenol
Tumpahan-tumpahan bahan di atas bersifat asam sehingga dapat merusak lantai. Bahan-bahan tersebut juga dapat mengeluarkan uap atau asap yang berbahaya bagi kesehatan. Untuk mengurangi risiko bahaya, tumpahan bahan dapat dinetralkan dengan basa seperti NaHCO3 dan campuran NaOH + CaOH (1:1). Atau dapat juga basa lain seperti CaO (kapur tohor) apabila mudah dan murah dapat diperoleh. Reaksi penetralan yang terjadi adalah:
            H+ + OH-             H2O
Hasil penetralan setelah di tambah dengan banyak air dan dinetralkan sampai pH 6-9 dapat dibuang. Bila bahan penetral tidak tersedia, tumpahan dapat dikendalikan dengan menambah pasir atau bubuk data agar mudah untuk diwadahi dan mengurangi terbentuknya uap berbahaya. Khusus untuk asam-asam organic atau zat organic bersifat asam, selain netralisasi dapat juga dimusnahkan dengan pembakaran di tempat terbuka atau dalam insenerator. Reaksi pembakaran:
Zat Organic O2              CO2 + H2O
Untuk zat organic yang terhalogenasi cara pembakaran dengan insenerator yang diperlengkapi dengan scrubber untuk menyerap uap dan gas beracun, adalah cara yang terbaik.
Zat organik terhalogenisasi   O2      H2O + CO2 + Hx
Hasil scrubber bersifat asam yang harus dinetralkan sebelum di buang.






Contoh lainnya:
  • Asam Inorganik

Contoh bahan :
Asam klorida
Asam fluorida
Asam nitrat
Asam posfat
Asam sulfat

Penanganan tumpahan
Tutup permukaan yang terkontaminasi dengan NaHCO3 atau campurkan NaOH dan Ca(OH)2 (1:1). Campur dan bila perlu tambah air agar membentuk slurry. Buang slurry tersebut ke dalam air yang sedang mengalir.

Pembuangan/pemusnahan bahan
Tambahkan ke dalam sejumlah besar campuran NaOH dan Ca(OH)2. Buang campuran tersebut ke dalam air yang sedang mengalir

Bahan Kimia Oksidator

Contoh bahan :
Ammonium dikromat
Ammonium perklorat
Ammonium persulfat
Asam perklorat

Penanganan bahan tertumpah
Tumpahan zat padat atau cairan ditutup atau dicampur dengan reduktor seperti garam hipo, bisulfit dan ferosulfat yang ditambahkan sedikit 3 M asam sulfat. Pindahkan dalam suatu wadah dan netralkan dibuang lewat bak air.

Pembuangan/pemusnahan
Tambah sejumlah larutan pereduksi (hipo, bisulfit atau ferosulfat yang ditambah H2SO4). Biarkan reaksi selesai dan netralkan dengan NaOH atau HCl. Buang dengan banyak air.



  • Asam Organik Tersubstitusi

Contoh  bahan :
Asam benzena sulfonat
Asam kloroasetat
Asam trikloroasetat
Asam fluoroasetat

Penanganan bahan tertumpah
Tutup tumpahan bahan dengan NaHCO3.  Pindahkan ke dalam wadah dan tambah air. Biarkan reaksi selesai dan buang ke dalam bak air.

Pembuangan/pemusnahan bahan
  1. Tuangkan ke dalam NaHCO3 berlebihan, campur dan tambahkan air. Biarkan 24 jam setelah itu secara perlahan-lahan buang bersama sejumlah air, atau
  2. Tuangkan ke dalam absorbent dalam insenerator. Tutup dengan sisa kayu atau kertas, siram dengan alkohol bekas dan bakat, atau
  3. Larutkan dalam pelarut mudah terbakar atau sisa alkohol, Bakar dam insenerator.

  • Halida Asam Organik
Contoh bahan :
Asetil bromida
Asetil klorida
Benzoil klorida

Pembuangan bahan tertumpah
Tutup dengan NaHCO3 dan pindahkan dalam wadah serta tambah dengan air. Biarkan sebentar dan buang bersama dengan sejumlah air.


c) Uraikan bagaimana tahapan-tahapan dalam memusnahkan basa alkali selain NaOH
    dan KOH !
Jawab :


Senyawa basa dapat meliputi senyawa anorganik seperti KOH, Ca(OH)2, dan amonia (NH4OH), juga senyawa organik seperti senyawa amina dan hidrasin. Senyawa-senyawa tersebut dapat dinetralkan dengan NaHSO4 atau HCl 6 N, atau asam sisa (bekas) seperti asam sulfat (H2SO4) yang cukup murah. Reaksi yang terjadi adalah reaksi netralisasi asam-basa seperti :
                                                       H+ + OH-    ---->    H2O
Hasil penetralan setelah ditambah banyak air dan dinetralkan sampai PH 6-9 dapat dibuang. Cara ini berlaku pula untuk debu kapaur atau debu semen. Apabila tumpahan berupa NH4OH dapat dinetralkan dengan H2SO4 :
2NH4OH + H2SO4 ------>  (NH4)2SO4 + 2H2O  menghasilkan produk penetralan (NH4)2SO4 ,yakni pupuk ZA yang dapat dimanfaatkan untuk pupuk. Lantai bekas tumpahan basa biasanya licin dan harus segera dibersihkan dengan air sabun dan dibilas dengan air biasa. Senyawa-senyawa organik basa dapat pula dimusnahkan dengan cara pembakaran secara terbuka atau dengan insenerator. Yang terakhir harus digunakan untuk zat organik terhalogenisasi atau berbahaya lainnya. Prinsip netralisasi dapat pula dipakai untuk senyawa atau campuran bersifat basa seperti debu-debu semen dalam industri. Debu yang merupakan campuran oksida basa seperti CaO, MgO, Al2O3, FeO dan lain-lain bersifat basa dalam air. Bahan demikian berbahaya bila dibuang ke sungai karena akan mematikan ikandan binatang air lainnya. Netralisasi dengan asam sulfat sebelum dibuang akan sangat mengurangi bahaya racun bagi lingkungan.
Kebocoran gas NH3 dari tangki atau silinder juga bersifat basa dalam air. Tetapi untuk mengatasi asap tebal NH3, tak perlu diserap dengan asam karena amonia amat larut dalam air. Kebocoran amonia baik dalam laboratorium maupun dalam industri dan transportasi dengan mudah dapat diatasi dengan menyemprotkan air. Amonia akan larut sempurna dan membentuk larutan basa.
NH3 + H2O   ------>    NH4OH
Larutan basa (apabila dapat ditampung) sebagaimana tumpahan NH4OH dapat dinetralkan dengan asam sulfat menjadi (NH4)2SO4, pupuk ZA.
Contoh lainnya :
  • Basa Alkali dan Amonia

Contoh bahan :
Amonia anhirat
Kalsium hidroksida
Natrium hidroksida

Penanganan bahan tertumpah
Encerkan dengan air dan netralkan dengan 6 M HCl, serap dengan kain atau pindahkan pada suatu wadah untuk dibuang.

Pemusnahan
Tuangkan dalam bak dan encerkan dengan air serta netralkan. Buang dalam pembuangan air biasa.


4.    Uraikan bagaimana etika dalam melakukan survey di laboratorium sehingga data-data yang dibutuhkan dapat dianalisis !
Jawab :
Untuk melakukan survey di laboratorium, tentu saja perlu dilakukan perizinan kepada kepala labor dan laboran yang bisa peneliti tunjuk sebagai responden/narasumber untuk memperoleh data dibutuhkan untuk dapat dianalisis. Dalam memperoleh data-data tersebut perlu diperhatikan etika survey seperti hal-hal berikut :
1.    Kejujuran
·      Jujur dalam pengumpulan bahan pustaka, pengumpulan data, pelaksanaan metode dan prosedur penelitian, publikasi hasil
·      Jujur pada kekurangan atau kegagalan metode yang dilakukan
·      Jangan mengklaim pekerjaan yang bukan pekerjaan Anda sebagai pekerjaan Anda

2.    Obyektivitas
·      Upaya meminimalkan kesalahan / bisa dalam rancangan percobaan, analisis dan interpretasi data, penilaian ahli / rekan peneliti, keputusan pribadi, pengaruh pemberi dana / sponsor penelitian

3.    Integritas
·      Selalu tepat janji
·      Lakukan penelitian dengan tulus
·      Upayakan menjaga konsistensi pikiran dan perbuatan

4.    Ketelitian
·      Teliti dan hindari kesalahan karena ketidakpedulian
·      Secara teratur catat pekerjaan Anda misalnya kapan dan dimana pengumpulan data dilakukan
·      Catat alamat korespondensi responden, jurnal atau agen publikasi lain

5.    Keterbukaan
·      Saling berbagi data, hasil, ide, alat dan sumber daya penelitian
·      Terbuka terhadap kritik dan ide-ide baru

Sumber :
http://etih.staff.ipb.ac.id/files/2011/07/etika-penelitian.pdf