NAMA : DEFI NOFITA PANCA
SARI
NIM : A1C111023
DOSEN
PENGAMPU : Dr. SYAMSURIZAL, M.Si
1.
Buatlah rubrik
angket tentang keselamatan dan keamanan bekerja di laboratorium !
2.
Buatlah
peraturan bekerja di laboratorium untuk bidang Fisika, Kimia dan Biologi !
3.
a) Uraikan bagaimana
tahapan-tahapan dalam memusnahkan reagen Buffer !
b) Uraikan
bagaimana tahapan-tahapan dalam memusnahkan air keras !
c) Uraikan bagaimana
tahapan-tahapan dalam memusnahkan basa alkali selain NaOH
dan KOH !
4.
Uraikan
bagaimana etika dalam melakukan survey di laboratorium sehingga data-data yang
dibutuhkan dapat dianalisis !
PEMBAHASAN :
1.
Buatlah rubrik angket tentang
keselamatan dan keamanan bekerja di laboratorium !
RUBRIK
ANGKET KESELAMATAN & KEAMANAN KERJA DI LAB
Keterangan
:
A
= bernilai 4 (sangat baik)
B
= bernilai 3 (baik)
C
= bernilai 2 (cukup)
D
= bernilai 1 (buruk)
E = bernilai 0 (tidak baik)
1.
Apakah akses keluar masuk lab diperbolehkan untuk siapapun ?
a. Orang yang tidak berkepentingan dilarang
masuk tanpa terkecuali
b.
Orang yang memiliki kepentingan di lab hanya
diperbolehkan masuk apabila telah mendapat izin dari laboran ataupun guru dan pengguna
lab saat itu
c. Orang yang memiliki kepentingan di lab namun tidak mendapat izin karena lab sedang digunakan saat itu, menunggu hingga lab selesai digunakan dan izin diberikan
d. Orang yang tidak berkepentingan bebas keluar masuk asalkan tidak diketahui oleh kepala lab ataupun petugas lab
e.
Siapapun bebas keluar masuk lab
2. Apakah
praktikan melakukan eksperimen sebelum mengetahui informasi mengenai bahaya
bahan kimia, alat-alat dan cara pemakaiannya ?
a.
Praktikan tidak akan melakukan eksperimen
sebelum mengetahui informasi mengenai bahaya bahan kimia, alat-alat dan cara
pemakaiannya
b. Praktikan memahami bahaya bahan kimia, alat-alat
dan cara pemakaiannya hanya dengan membaca literatur tanpa mengetahui bagaimana
implementasinya
c. Praktikan tidak mengetahui informasi bahaya
bahan kimia, alat-alat dan cara pemakaiannya namun selalu bertanya pada guru
disetiap tahapan prosedur percobaan
d.
Praktikan baru akan mencari informasi ketika
praktikum sedang berlangsung
e. Praktikan tetap melakukan eksperimen walaupun
belum mengetahui informasi mengenai bahaya bahan kimia, alat-alat dan cara
pemakaiannya
3.
Apakah selalu dilakukan latihan
keselamatan kerja secara periodik ?
a.
Latihan keselamatan kerja selalu
dilakukan secara periodik yaitu satu bulan sekali
b.
Latihan keselamatan kerja dilakukan
secara periodik yaitu 3 bulan sekali
c.
Latihan keselamatan kerja dilakukan
hanya 1 kali saat awal kontrak mata kuliah
d.
Latihan keselamatan kerja tidak
dilakukan namun praktikan memahami teknik dan tata caranya hanya dengan membaca
literatur terkait
e.
Praktikan tidak membaca sehingga tidak mengetahui
bagaimana tata cara keselamatan kerja di laboratorium dan tidak melakukan
latihan keselamatan kerja
4.
Apakah praktikan mengetahui cara
penggunaan alat-alat emergency seperti : pemadam kebakaran, eye shower,
respirator dan alat keselamatan kerja yang lain ?
a.
Semua praktikan praktikan membaca,
memahami dan mampu menggunakan secara langsung alat-alat emergency
b.
Sebagian besar praktikan membaca,
memahami dan mampu mempraktikkan penggunaan alat-alat emergency
c.
Hanya sebagian kecil praktikan yang
memahami penggunaan alat-alat emergency
d.
Praktikan tidak mengetahui tapi berusaha
mencoba-coba tanpa tahu bagaimana cara mengoperasikannya
e.
Semua praktikan tidak mengetahui cara
menggunakan alat-alat emergency
5.
Apakah pengguna lab (praktikan/guru/laboran/kepala
lab/pengguna lab lainnya) makan, minum, merokok dan melakukan aktivitas lain
yang tidak berhubungan dengan kegiatan praktikum ?
a.
Tidak ada seorangpun boleh melakukan
aktivitas yang tidak berhubungan dengan kegiatan lab
b.
Praktikan diperbolehkan makan, minum dan
merokok namun di tempat yang jauh dan bukan di sekitar lingkungan lab
c.
Pengguna lab boleh melakukan aktivitas
lain selain yang berhubungan dengan kegiatan praktikum namun pada ruang khusus
untuk makan, minum, merokok, dll
d.
Pengguna lab boleh makan, minum dan
merokok di sekitar lab
e.
Semua orang bebas melakukan aktivitas
apapun di dalam lab walaupun tidak berhubungan dengan kegiatan lab
6.
Bagaimana penataan alat dan bahan serta
penggunannya di laboratorium ?
a.
Alat dan bahan diletakkan di ruangan
masing-masing dengan rapi dan hanya guru, laboran dan kepala lab yang memiliki
akses keluar masuk ruangan tersebut
b.
Alat dan bahan diletakkan di ruangan
masing-masing dengan rapi dan praktikan diperbolehkan keluar masuk ruangan alat
dan bahan dengan didampingi guru/laboran/kepala lab
c.
Alat dan bahan diletakkan di ruangan
masing-masing dengan rapi dan praktikan diperbolehkan keluar masuk ruangan alat
dan bahan setelah mendapat izin dari guru/laboran/kepala lab namun tidak
didampingi
d.
Alat dan bahan ada yang diletakkan di
ruangan khusus dan ada yang diletakkan di dalam lemari di ruangan praktikum dan
praktikan bebas menggunakan apabila diperlukan
e.
Praktikan bebas keluar masuk ruangan
alat dan bahan dan bebas menggunakannya apabila diperlukan
7.
Bagaimana kelengkapan kotak PPPK di lab
?
a.
Kotak PPPK berisi jenis obat-obatan yang
lengkap mulai dari obat merah, luka bakar, dll dan terletak di tempat yang
siapapun mudah menjangkaunya
b.
Kotak PPPK berisi jenis obat-obatan yang
lengkap namun hanya terletak di ruang laboran sehingga untuk mendapatkannya
diperlukan izin terlebih dahulu
c.
Hanya obat-obatan yang dirasa dibutuhkan
saja yang disediakan di kotak PPPK dan diletakkan di tempat yang siapapun mudah
menjangkaunya
d.
Hanya obat-obatan yang dirasa dibutuhkan
saja yang disediakan di kotak PPPK dan hanya terletak di ruang laboran sehingga
untuk mendapatkannya diperlukan izin terlebih dahulu
e.
Kotak PPPK hanya tersedia di ruang UKS
8.
Apakah lab menyediakan peralatan dasar
untuk keselamatan kerja seperti jas lab, masker dan sarung tangan ?
a.
Jas lab, masker dan sarung tangan
disedikan secara cuma-cuma
b.
Lab tidak menyediakan jas lab, masker
dan sarung tangan namun praktikan membawanya sendiri-sendiri
c.
Lab hanya menyediakan masker dan sarung
tangan
d.
Lab hanya menyediakan jas lab
e.
Lab tidak menyediakan jas lab, masker
dan sarung tangan dan praktikan yang tidak membawa ketiga hal tersebut dan tetap
melakukan praktikum tanpa menggunakan peralatan dasar keselamatan kerja
9.
Apakah laboratorium dilengkapi dengan
simbol bahaya yang mampu dijadikan pengguna labor untuk mewaspadai benda-benda
yang dapat menimbulkan bahaya ?
a.
Laboratorium memiliki kelengkapan simbol
penanda bahaya, baik pada alat-alat, mesin-mesin, bahan ataupu zat dan
lain-lain
b.
Sebagian besar aspek laboratorium
memiliki simbol penanda bahaya, baik pada alat-alat, mesin-mesin, bahan ataupu
zat dan lain-lain
c.
Hanya sebagian kecil aspek laboratorium yang
memiliki simbol penanda bahaya, baik pada alat-alat, mesin-mesin, bahan ataupu
zat dan lain-lain
d.
Hanya bahan atau zat saja yang
dilengkapi simbol tanda bahaya pada kemasan botolnya
e.
Tidak satupun aspek laboratorium yang
dilengkapi dengan simbol tanda bahaya
10. Apakah
lab dilengkapi dengan alarm sebagai tanda bahaya ?
a. Setiap
ruangan lab dilengkapi dengan alarm tanda bahaya
b. Hanya
tersedia 1 alarm di setiap lantai gedung bertingkat
c. Alarm
tanda bahaya tidak tersedia namun ada alat lain yang dapat menggantikan
fungsinya, misalnya kentungan dll dan tersedia disetiap ruangan lab
d. Alarm
tanda bahaya tidak tersedia di lab namun ada alat lain yang dapat menggantikan
fungsinya, misalnya kentungan, dll dan hanya tersedia 1 di setiap lantai gedung
bertingkat
e. Alarm
tanda bahaya ataupun alat lain yang memiliki fungsi sejenis tidak tersedia di
lab
2.
Buatlah peraturan bekerja di
laboratorium untuk bidang Fisika, Kimia dan Biologi !
Jawab
:
Pada dasarnya,
peraturan bekerja di laboratorium untuk bidang Fisika, Kimia dan Biologi adalah
sama. Yang membedakan adalah hal-hal yang bersifat spesifik mengenai ketiga
bidang tersebut. Berikut ini akan dijelaskan peraturan bekerja di lab secara
umum, antara lain sebagai berikut :
A. Keselamatan
Kerja di Laboratorium
- Kenali lokasi-lokasi dan cara pengoperasian fasilitas keselamatan kerja dan keadaan darurat, seperti pemadam kebakaran, kotak P3K, alarm kebakaran, pintu keluar darurat, dsb.
- Di laboratorium dilarang untuk makan, minum, merokok, menerima tamu serta mengobrol.
- Laboratorium hanya untuk mengerjakan percobaan sesuai dengan prosedur yang tertulis atau diterangkan oleh koordinator praktikum
- Waspada Terhadap berbagai kondisi yang tidak aman.
- Segera laporkan kondisi-kondisi tak aman kepada Koordinator Praktikum atau Asisten Praktikum.
B. Peralatan
Keselamatan Kerja Pribadi - Pakaian Yang Sesuai
- Pakailah pakaian kerja yang sesuai dengan pekerjaan di laboratorium. Gunakan selalu jas lab lengan panjang. Gunakan sepatu tertutup yang layak untuk keamanan bekerja di laboratorium. Gunakan selalu kaca mata pelindung dan sarung tangan ketika bekerja dengan zat-zat yang berbahaya dan iritan
- Jangan pernah menggunakan kontak lensa ketika bekerja di laboratorium kimia organik. Gunakanlah selalu kacamata pelindung yang sesuai.
- Sepatu terbuka, sandal atau sepatu hak tinggi tidak boleh digunakan di laboratorium.
- Rambut yang panjang harus selalu diikat dan dimasukkan ke dalam jas lab untuk menghindari kontak dengan zat-zat berbahaya, mesin yang bergerak dan nyala api.
- Selalu cuci tangan dan lengan Anda sebelum meninggalkan laboratorium.
C. Melakukan
Percobaan
- Jangan pernah melakukan pekerjaan, penyiapan sampel atau percobaan tanpa pengawasan supervisor laboratorium (asisten atau dosen).
- Selalu persiapkan prosedur keselamatan kerja sebelum bekerja di laboratorium. Anda harus mengacu pada Material Safety Data Sheets (MSDS) setiap kali bekerja dengan zat-zat kimia tertentu.
- Cek semua peralatan sebelum digunakan. Apabila terdapat kerusakan, segera laporkan kepada petugas laboratorium untuk segera diganti/diperbaiki.
- Pilihlah tempat yang tepat untuk melakukan percobaan. Percobaan yang melibatkan zat-zat berbahaya dan beracun harus dilakukan di dalam lemari asam.
- Diskusikan selalu setiap perkembangan dalam percobaan kepada asisten atau dosen pemimpin praktikum.
Sumber :
http://lab.mipa.uns.ac.id/home.php?kim=tata&lab=kim
D.
Peraturan Kerja di Laboratorium
·
Peserta didik memasuki laboratorium
setelah mendapat izin dari guru
·
Buka pintu dan jendela bila
diperintahkan oleh guru
·
Sebelum melakukan percobaan harus
mendapat izin dari guru
·
Baca dan pahami petunjuk alat percobaan
sebelum melakukan percobaan, bila ragu-ragu tanyakanlah pada guru
·
Peganglah peralatan dan bahan-bahan
kimia secara hati-hati dan benar
·
Dilarang makan, minum, atau bermain di
dalam laboratorium
·
Peserta didik harus bekerja hati-hati,
teliti, bekerja sama dengan teman dan bertanggung jawab
·
Jika terjadi kecelakaan dalam melakukan
percobaan, seperti kaca yang pecah, terbakar, tertelan bahan kimia, tersengat
listrik dan lain-lain maka segera laporkan kepada guru
·
Selesai melakukan percobaan, peserta
didik bertanggungjawab mengembalikan peralatan pada tempatnya dan membersihkan
laboratorium setelah selesai melakukan percobaan
·
Cucilah tangan setelah semua percobaan
di laboratorium selesai
Sumber :
Budi Prasojo, dkk. 2006. Seri Sains “Teori dan Aplikasi FISIKA” SMP
Kelas VII. Jakarta : PT. Ghalia Indonesia Printing
Secara
lebih khusus, peraturan kerja di laboratorium Fisika, Kimia dan Biologi akan
dibahas sebagai berikut :
A.
Peraturan
Kerja di Laboratorium Fisika
1.
Siswa tidak diperkenankan di dalam
laboratorium tanpa seizin guru
2.
Alat-alat serta bahan yang ada di dalam
laboratorium tidak boleh diambil keluar tanpa seizin guru
3.
Alat-alat dan bahan harus digunakan
sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Dalam satu percobaan siswa harus
mengikuti petunjuk yang diberikan dan tidak bekerja menurut kehendaknya sendiri
4.
Jika ada alat-alat yang rusak / pecah
hendaknya segera dilaporkan kepada guru
5.
Jika dalam melakukan pekerjaan tidak
mengerti / ragu-ragu, segeralah bertanya kepada guru
6.
Jika terjadi kecelakaan sekalipun kecil,
mungkin seperti kena kaca, terbakar dan tertelan bahan dapat segera mengganti
atau memperbaiki
7.
Etiket bahan yang hilang / rusak segera
dilaporkan kepada guru, dengan pemberitahuan ini, guru dapat segera mengganti /
memperbaiki
8.
Penggunaan peralatan dengan sumber
listrik, tangan harus kering karena dalam keadaan basah kemungkinan tersengat
listrik sangat besar
9.
Penggunaan alat harus sesuai yang
dianjurkan dan setelah selesai menggunakan hendaknya dirapikan atau
dikembalikan pada tempatnya dan isinya jangan ditukar-tukar
10. Jangan
mencicipi bahan-bahan yang ada di laboratorium Fisika
11. Setelah
selesai percobaan, alat-alat dibersihkan dan dikembalikan ke tempat semula
dalam keadaan bersih dan kering
12. Buanglah
sampah pada temjpatnya, jangan pada bak cuci
13. Sebelum
meninggalkan laboratoriummeja praktikan harus dalam keadaan bersih, kran air
dimatikan dan kontak listrik harus dicabut.
Sumber
:
http://id.scribd.com/doc/43993220/Peraturan-Dan-Tata-Tertib-Laboratorium-Fisika
B. Peraturan Kerja di Laboratorium
Kimia
1.
Jangan bekerja sendirian di laboratorium
Saat bekerja di laboratoorium Kimia akan
ada banyak menungkinan yang terjadi. Baik itu kesalahan teknis akibat
ketidaktelitian dalam bekerja maupun hal-hal di luar dugaan lainnya. Oleh sebab
itu, jangan bekerja di labolatorium senidirian, minimal dengan seorang teman.
Hal ini memungkinkan akan menjadi penolong Anda ketika terjadi sesuatu hal yang
tidak diinginkan.
Ada banyak kemungkinan yang bisa terjadi,
misalnya : tertumpah atau terkontaminasi zat kimia, adanya peralatan listrik
yang bermasalah, zat-zat kimia yang berusia lama mengalami reaksi dan
sebagainya. Kemungkinan-kemungkinan tersebut perlu diantisipasi sejak awal.
2.
Jangan makan dan minum di laboratorium
Jika Anda merasa lapar saat bekerja, mintalah
tolong rekan Anda untuk menggantikan pekerjaan Anda sejenak, lalu pergilah ke
kantin untuk makan. Jangan makan dan minum di tempat dengan resiko pencemaran
tinggi seperti di laboratorium. Udara dan angin dapat menjadi media pencemar
makanan dan minuman yang akan Anda nikmati.
3.
Jangan meninggalkan pekerjaan yang belum
tuntas di laboratorium
Peraturan keselamatan kerja yang lain
adalah soal kebiasaan Anda menyudahi sebuah pekerjaan. Saat Anda ingin pergi
atau menyudahi pekerjaan, pastikan bahwa seluruh pekerjaan Anda telah selesai.
Jangan menghidupkan kran air atau peralatan listrik untuk Anda tinggalkan.
Pastikan alat pemanas, oven dan lainnya telah dalam posisi off.
4.
Jangan merokok di laboratorium
Di dalam laboratorium terdapat banyak
zat-zat kimia yang memiliki sifat eksplosif atau mudah terbakar. Api rokok di
tangan Anda memungkinkan terjadinya percikan saat bersentuhan dengan zat-zat
kimia. Disamping itu, asap rokook itu sendiri akan semakin memperparah
pencemaran yang terjadi di laboratorium.
Jika ingin merokok, pergilah keluar mencari
udara bebas. Jangan sesekali merokok di dalam ruangan laboratorium. Karena hyal
tersebut tidak hanya membahayakan Anda namun juga orang-orang di sekitar Anda.
5.
Mengenali sifat masing-masing zat kimia
dan menempatkannya dalam tempat yang sama
Kenalilah sifat-sifat zat kimia yang akan
Anda gunakan. Letakkan zat-zat tersebut pada satu tempat sesuai dengan
sifat-sifatnya. Jangan mencampurkan peletakan zat yang berbeda sifat. Posisikan
dengan aman sifat zat dan perlakuan amannya.
Misalnya zat-zat pekat seperti amonia pekat,
asam klorida pekat dan sebagainya letakkan di lemari asam. Jangan membuka tutup
wadah sembarangan. Dan pastikan hidung Anda dalam posisi tertutup ketika
membukanya.
Sumber
:
C. Peraturan Kerja di Laboratorium Biologi
I.
UMUM
1. Sebelum
praktikum dimulai, sisiwa harus hadir didalam ruangan praktikum tepat pada
waktunya.
2. Dilarang
membuat kegaduan atau bercakap-cakap yang tidak perlu di dalam ruangan
praktikum.
3. Dilarang
makan dan minum dalam ruangan praktikum,.
4. Apabila
terjadi kerusakan alat, siswa harus lapor kepada guru pembimbing. Setiap
kerusakan alat atau hilang, siswa harus mengganti dengan alat semacam.
5. Sebelum
praktikum dilaksanakan, siswa harus sudah siap mengenai apa yang akan
dipraktikumkan baik mengenai bahan atau teori yang berhubungan dengan
praktikum.
6. Selama
praktikum berlangsung, siswa diwajibkan memakai jas lab / jas praktikum
II. KHUSUS
1. Penggunaan
bahan-bahan kimia, disesuaikan dengan petunjuk praktikum dan atas ijin serta
bimbingan dari guru pembimbing.
2. Untuk
menjaga kebersihan dan kelancaran praktikum, siswa harus / wajib :
A. Menjaga
kebersihan selama praktikum berlangsung.
B. Mengembalikan
alat-alat praktikum dalam keadaan bersih dan kering
3. Mengatur
kembali letak meja dan kursi seperti kedudukan semula.
III.
SANGSI
1. Bila
dua kali atau lebih tidak mengikuti praktikum tanpa alasan yang tepat, siswa
tidak diperbolehkan mengikuti praktikum selanjutnya.
2. Pelanggaran
terhadap tata tertib diatas akan dikeluarkan dan tidak diperkenankan mengikuti
praktikum.
Sumber :
3.
a) Uraikan bagaimana tahapan-tahapan
dalam memusnahkan reagen Buffer !
Jawab
:
Larutan buffer merupakan larutan penyangga yang terdiri dari dua jenis, yaitu larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa. Untuk memusnahkannya atau agar tidak membahayakan apabila dibuang ke lingkungan, menurut saya caranya adalah dengan membuat larutan tersebut ber-pH netral. Jadi, larutan penyangga yang bersifat sedikit basa dinetralkan dengan sedikit asam dan sebaliknya. Setelah pH-nya netral, larutan tersebut bisa dibuang ke lingkungan.
Larutan buffer merupakan larutan penyangga yang terdiri dari dua jenis, yaitu larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa. Untuk memusnahkannya atau agar tidak membahayakan apabila dibuang ke lingkungan, menurut saya caranya adalah dengan membuat larutan tersebut ber-pH netral. Jadi, larutan penyangga yang bersifat sedikit basa dinetralkan dengan sedikit asam dan sebaliknya. Setelah pH-nya netral, larutan tersebut bisa dibuang ke lingkungan.
b) Uraikan
bagaimana tahapan-tahapan dalam memusnahkan air keras !
Jawab
:
Campurkan dengan NaHCO3, dalam wadah gelas
atau plastik dan tambahkan air dalam jumlah banyak sambil diaduk. Buang ke
dalam bak air diikuti dengan banyak air.
adalah :
·
Asam anorganik : H2SO4, HNO3, HCl, H3PO4
·
Garam asam anorganik : Al2(SO4)3, ZnSO4, NH4Cl
·
Asam organic : asam asetat, asam oksalat, asam
benzoate.
·
Asam organic terhalogenisasi : trikloro asam
asetat (TCA)
·
Senyawa nitro : nitrobenzene, nitrofenol
Tumpahan-tumpahan
bahan di atas bersifat asam sehingga dapat merusak lantai. Bahan-bahan tersebut
juga dapat mengeluarkan uap atau asap yang berbahaya bagi kesehatan. Untuk
mengurangi risiko bahaya, tumpahan bahan dapat dinetralkan dengan basa seperti
NaHCO3 dan campuran NaOH + CaOH (1:1). Atau dapat juga basa lain
seperti CaO (kapur tohor) apabila mudah dan murah dapat diperoleh. Reaksi
penetralan yang terjadi adalah:
H+ + OH-
H2O
Hasil
penetralan setelah di tambah dengan banyak air dan dinetralkan sampai pH 6-9
dapat dibuang. Bila bahan penetral tidak tersedia, tumpahan dapat dikendalikan
dengan menambah pasir atau bubuk data agar mudah untuk diwadahi dan mengurangi
terbentuknya uap berbahaya. Khusus untuk asam-asam organic atau zat organic
bersifat asam, selain netralisasi dapat juga dimusnahkan dengan pembakaran di
tempat terbuka atau dalam insenerator. Reaksi pembakaran:
Zat Organic O2
CO2
+ H2O
Untuk zat
organic yang terhalogenasi cara pembakaran dengan insenerator yang diperlengkapi
dengan scrubber untuk menyerap uap dan gas beracun, adalah cara yang terbaik.
Zat organik terhalogenisasi O2
H2O + CO2 + Hx
Hasil
scrubber bersifat asam yang harus dinetralkan sebelum di buang.
Contoh lainnya:
- Asam Inorganik
Contoh bahan :
Asam klorida
Asam fluorida
Asam nitrat
Asam posfat
Asam sulfat
Penanganan tumpahan
Tutup permukaan yang terkontaminasi dengan NaHCO3
atau campurkan NaOH dan Ca(OH)2 (1:1). Campur dan bila perlu
tambah air agar membentuk slurry. Buang slurry tersebut ke dalam air yang
sedang mengalir.
Pembuangan/pemusnahan bahan
Tambahkan ke dalam sejumlah besar
campuran NaOH dan Ca(OH)2. Buang campuran tersebut ke dalam air yang
sedang mengalir
Bahan Kimia Oksidator
Contoh bahan :
Ammonium dikromat
Ammonium perklorat
Ammonium persulfat
Asam perklorat
Penanganan bahan tertumpah
Tumpahan zat padat atau cairan ditutup atau dicampur
dengan reduktor seperti garam hipo, bisulfit dan ferosulfat yang ditambahkan
sedikit 3 M asam sulfat. Pindahkan dalam suatu wadah dan netralkan dibuang
lewat bak air.
Pembuangan/pemusnahan
Tambah sejumlah larutan pereduksi (hipo, bisulfit atau
ferosulfat yang ditambah H2SO4). Biarkan reaksi selesai
dan netralkan dengan NaOH atau HCl. Buang dengan banyak air.
- Asam Organik Tersubstitusi
Contoh bahan :
Asam benzena sulfonat
Asam kloroasetat
Asam trikloroasetat
Asam fluoroasetat
Penanganan bahan tertumpah
Tutup tumpahan bahan dengan NaHCO3.
Pindahkan ke dalam wadah dan tambah air. Biarkan reaksi selesai dan buang ke dalam
bak air.
Pembuangan/pemusnahan bahan
- Tuangkan ke dalam NaHCO3 berlebihan, campur dan tambahkan air. Biarkan 24 jam setelah itu secara perlahan-lahan buang bersama sejumlah air, atau
- Tuangkan ke dalam absorbent dalam insenerator. Tutup dengan sisa kayu atau kertas, siram dengan alkohol bekas dan bakat, atau
- Larutkan dalam pelarut mudah terbakar atau sisa alkohol, Bakar dam insenerator.
- Halida Asam Organik
Contoh bahan :
Asetil bromida
Asetil klorida
Benzoil klorida
Pembuangan bahan tertumpah
Tutup dengan NaHCO3 dan pindahkan dalam
wadah serta tambah dengan air. Biarkan sebentar dan buang bersama dengan
sejumlah air.
c) Uraikan bagaimana
tahapan-tahapan dalam memusnahkan basa alkali selain NaOH
dan KOH !
Jawab
:
Senyawa basa
dapat meliputi senyawa anorganik seperti KOH, Ca(OH)2, dan amonia
(NH4OH), juga senyawa organik seperti senyawa amina dan hidrasin.
Senyawa-senyawa tersebut dapat dinetralkan dengan NaHSO4 atau HCl 6 N, atau
asam sisa (bekas) seperti asam sulfat (H2SO4) yang cukup
murah. Reaksi yang terjadi adalah reaksi netralisasi asam-basa seperti :
H+ + OH- ---->
H2O
Hasil
penetralan setelah ditambah banyak air dan dinetralkan sampai PH 6-9 dapat
dibuang. Cara ini berlaku pula untuk debu kapaur atau debu semen. Apabila
tumpahan berupa NH4OH dapat dinetralkan dengan H2SO4
:
2NH4OH + H2SO4 ------>
(NH4)2SO4 + 2H2O menghasilkan
produk penetralan (NH4)2SO4 ,yakni pupuk ZA
yang dapat dimanfaatkan untuk pupuk. Lantai bekas tumpahan basa biasanya licin
dan harus segera dibersihkan dengan air sabun dan dibilas dengan air biasa.
Senyawa-senyawa organik basa dapat pula dimusnahkan dengan cara pembakaran
secara terbuka atau dengan insenerator. Yang terakhir harus digunakan untuk zat
organik terhalogenisasi atau berbahaya lainnya. Prinsip netralisasi dapat pula
dipakai untuk senyawa atau campuran bersifat basa seperti debu-debu semen dalam
industri. Debu yang merupakan campuran oksida basa seperti CaO, MgO, Al2O3,
FeO dan lain-lain bersifat basa dalam air. Bahan demikian berbahaya bila
dibuang ke sungai karena akan mematikan ikandan binatang air lainnya.
Netralisasi dengan asam sulfat sebelum dibuang akan sangat mengurangi bahaya
racun bagi lingkungan.
Kebocoran
gas NH3 dari tangki atau silinder juga bersifat basa dalam air.
Tetapi untuk mengatasi asap tebal NH3, tak perlu diserap dengan asam
karena amonia amat larut dalam air. Kebocoran amonia baik dalam laboratorium
maupun dalam industri dan transportasi dengan mudah dapat diatasi dengan
menyemprotkan air. Amonia akan larut sempurna dan membentuk larutan basa.
NH3 + H2O ------>
NH4OH
Larutan basa
(apabila dapat ditampung) sebagaimana tumpahan NH4OH dapat
dinetralkan dengan asam sulfat menjadi (NH4)2SO4,
pupuk ZA.
Contoh
lainnya :
- Basa Alkali dan Amonia
Contoh bahan :
Amonia anhirat
Kalsium hidroksida
Natrium hidroksida
Penanganan bahan tertumpah
Encerkan dengan air dan netralkan dengan 6 M HCl,
serap dengan kain atau pindahkan pada suatu wadah untuk dibuang.
Pemusnahan
Tuangkan dalam bak dan encerkan dengan air serta
netralkan. Buang dalam pembuangan air biasa.
4.
Uraikan bagaimana etika dalam melakukan
survey di laboratorium sehingga data-data yang dibutuhkan dapat dianalisis !
Jawab
:
Untuk melakukan survey di laboratorium,
tentu saja perlu dilakukan perizinan kepada kepala labor dan laboran yang bisa
peneliti tunjuk sebagai responden/narasumber untuk memperoleh data dibutuhkan untuk
dapat dianalisis. Dalam memperoleh data-data tersebut perlu diperhatikan etika
survey seperti hal-hal berikut :
1.
Kejujuran
·
Jujur dalam pengumpulan bahan pustaka,
pengumpulan data, pelaksanaan metode dan prosedur penelitian, publikasi hasil
·
Jujur pada kekurangan atau kegagalan
metode yang dilakukan
·
Jangan mengklaim pekerjaan yang bukan
pekerjaan Anda sebagai pekerjaan Anda
2.
Obyektivitas
·
Upaya meminimalkan kesalahan / bisa
dalam rancangan percobaan, analisis dan interpretasi data, penilaian ahli /
rekan peneliti, keputusan pribadi, pengaruh pemberi dana / sponsor penelitian
3.
Integritas
·
Selalu tepat janji
·
Lakukan penelitian dengan tulus
·
Upayakan menjaga konsistensi pikiran dan
perbuatan
4.
Ketelitian
·
Teliti dan hindari kesalahan karena
ketidakpedulian
·
Secara teratur catat pekerjaan Anda
misalnya kapan dan dimana pengumpulan data dilakukan
·
Catat alamat korespondensi responden,
jurnal atau agen publikasi lain
5.
Keterbukaan
·
Saling berbagi data, hasil, ide, alat
dan sumber daya penelitian
·
Terbuka terhadap kritik dan ide-ide baru
Sumber
:
http://etih.staff.ipb.ac.id/files/2011/07/etika-penelitian.pdf