Senin, 24 Maret 2014
DESAIN LABORATORIUM IPA UNTUK SEKOLAH DASAR
Sebagai seorang pengelola laboratorium, apakah desain laboratorium IPA untuk sekolah dasar diatas sudah memenuhi aspek kelayakan ? Hal-hal apa saja yang perlu ditambah atau bahkan dikurangi agar laboratorium dapat digunakan secara efisien ?
Senin, 10 Maret 2014
Pengelolaan Laboratorium
TATA LETAK LABORATORIUM
Selain persyaratan lokasi, perlu diperhatikan pula tata letak
ruangan. Ruangan laboratorium untuk pembelajaran sain umumnya terdiri dari
ruang utama dan ruang-ruang pelengkap. Ruang utama adalah ruangan tempat para
siswa atau mahasiswa melakukan praktikum. Ruang pelengkap umumnya terdiri dari
ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Ruang persiapan digunakan untuk
menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan dipakai praktikum atau percobaan
baik untuk siswa maupun untuk guru. Ruang penyimpanan atau gudang terutama
digunakan untuk menyimpan bahan-bahan persediaan (termasuk bahan kimia) dan
alat-alat yang penggunaannya tidak setiap saat (jarang). Selain ruangan-ruangan
tersebut, mungkin juga sebuah laboratorium memiliki ruang gelap (dark room),
ruangan spesimen, ruangan khusus untuk penyimpanan bahan-bahan kimia dan ruang
adminitrasi / staf . Hal ini didasarkan atas pertimbangan keamanan berbagai
peralatan laboratorium dan kenyamanan para pengguna laboratorium. Penyimpanan
alat-alat di dalam gudang tidak boleh disatukan dengan bahan kimia. Demikian
pula penyimpanan alat-alat gelas tidak boleh disatukan dengan alat-alat yang
terbuat dari logam.
Contoh tata letak ruangan-ruangan laboratorium beserta
ukurannya dapat dilihat pada gambar berikut.
BAK CUCIAN
Untuk
menghilangkan noda pengotor pada alat-alat glass diperlukan larutan pencuci
tertentu.
1.
Pencucian Noda Pengotor Pada alat kaca/glass
a. Noda
Besi
Noda besi dapat dibersihkan
dengan larutan HCl pekat. Jika noda besi melekat kuat, alat gelas yang berisi
HCl pekat ini dipanaskan.
b. Noda
Belerang
Noda
belerang dapat dibersihkan dengan larutan amonium sulfide.
c. Noda
Iodium
Noda Iodium dapat
dibersihkan dengan larutan natrium tiosulfat.
d. Noda
Karbon
Noda karbon umumnya sukar dihilangkan, akan tetapi perendaman
dengan larutan NaOH biasanya efektif, jika perlu lakukan perendaman dengan
larutan pencuci asam bikromat. Jika noda karbon melekat kuat, panaskan dengan
api kecil. Disamping asam kromat dapat digunakan juga campuran 2 bagian
trinatriumfosfat dengan 1 bagian natriumoleat dalam 1 liter air. Cara lain
membersihkan noda ini adalah dengan larutan Fehling A dicampur dengan Fehling B
dan dipanaskan.
e. Noda
Mangan
Noda mangan dapat
dihilangkan dengan larutan asam oksalat atau asam sitrat
f. Minyak
dan Lemak
Minyak dan lemak dapat dihilangkan dengan cara mencuci alat glass
dengan larutan detergen hangat. Setelah pencucian, alat glass dibilas dengan
air bersih, terakhir dibilas dengan air suling. Jika lemak yang melekat pada
glass sukar dibersihkan, pertama-tama alat glass dibilas dengan pelarut
hidrokarbon misalnya alcohol atau aseton kemudian dibersihkan dengan larutan
Kalium Karbonat dalam asam. Pelarut lainnya yang dapat digunakan adalah sebagai
berikut.
5 gram Na perborat dalam 100
mL 10% larutan. NaOH. Larutan KOH 10 – 15% dalam 100 mL spirtus/alkohol
(larutan ini hendaknya tidak digunakan lebih dari 10 menit). Pembersihan dengan
CCl4.
g. Kerak
Noda kerak putih pada alat glass dapat dibersihkan dengan larutan
5% natrium metasilikat dalam air.
Noda-noda lain seperti:
·
Noda tulisan spidol
Noda tulisan spidol dapat
dibersihkan dengan pelarut organik misalnya spirtus, etanol, atau aseton
·
Noda Ter
Noda ter pada alat glass dapat dibersihkan dengan benzen atau
pelarut lain yang sesuai misalnya minyak tanah.
TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH
Fasilitas merupakan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan dalam melakukan suatu kegiatan. Fasilitas pendukung yang ada di
laboratorium dari segi kelengkapan alat dan bahan yang tersedia memerlukan
penataan dan perawatan fasilitas tersebut. Dengan demikian, diperlukan adanya
mamajemen atau tenaga yang mampu mengelola laboratorium agar lebih optimal. Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2008 memuat
tentang komponen fasilitas laboratorium IPA yang meliputi :
1.
Bangunan/ruang laboratorium
2.
Perabot
3.
Peralatan pendidikan
4.
Alat dan bahan percobaan
5.
Media pendidikan
6.
Bahan habis pakai
7.
Perlengkapan lainnya.
Pemanfaatan laboratorium secara efektif
merupakan salah satu prasyarat dalam pembelajaran/praktikum kimia. Efektivitas
pengelolaan laboratorium dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah
ketersediaan fasilitas baik secara kuantitas maupun kualitasnya dan kompetensi
pengelola laboratorium. Efektivitas standar laboratorium perlu diketahui karena
ketersediaan sarana dan prasarana laboratorium dari segi kuantitas dan kualitas
berdampak pada keberhasilan pembelajaran kimia.
Tidak hanya itu, laboratorium yang baik juga
harus memenuhi persyaratan kesehatan, nah persyaratan kesehatan ini didapatkan
apabila laboratorium terawat dengan baik dengan demikian kebersihan
laboratorium merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan. .
Kebersihan laboratorium merupakan hal yang penting dalam mendukung pembelajaran kimia di laboratorium. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola kebersihan laboratorium adalah:
Kebersihan laboratorium merupakan hal yang penting dalam mendukung pembelajaran kimia di laboratorium. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola kebersihan laboratorium adalah:
- Secara umum ruang laboratorium harus dibersihkan
secara rutin, terutama kebersihan lantai, meja praktikum, lemari asam,
ruang timbang, dan ruang lainnya serta keran-keran air, agar tidak berdebu
dan kotor.
- Pada setiap laboratorium harus disediakan
fasilitas bak pasir yang berfungsi sebagai
tempat pembuangan sementara bahan-bahan kimia hasil/sisa praktikum.
Secara berkala bak pasir harus diganti. Harus ditekankan bahwa tidak
boleh membuang sisa reaksi/bahan-bahan kimia cair atau padat ke
saluran air/keran, tetapi harus pada bak pasir.
- Pembuangan bahan kimia sisa praktikum harus
seminimal mungkin, berdasarkan hal tersebut maka laboran harus
berkoordianasi dengan pengelola laboratorium dan instruktur mata
pelajaran, harus memiliki komitmen untuk merancang suatu praktikum dengan
bahan kimia seminimal mungkin sehingga akan mengurangi polusi dan dapat
menjaga lingkungan.
- Selain bak pasir pada laboratorium kimia harus
tersedia tempat sampah untuk menampung sisa sampah yang tidak mengandung
bahan kimia, seperti kertas, tissue dan lainnya. Tempat sampah harus
disediakan lebih dari satu buah dan diletakkan pada tempat yang tidak
menghalangi lalu lintas keluar masuk laboratorium.
- Fasilitas alat-alat kebersihan umum seperti sapu,
alat pembersih lantai, alat pembersih debu, kain lap, kain pel, serokan
sampah, dan lainnya minimal harus tersedia lebih dari satu set pada setiap
laboratorium.
- Kebersihan laboratorium kimia juga dipengaruhi
oleh ventilasi dan pencahayaan, oleh karena itu seharusnya dijaga
agar ruang laboratorium memiliki pencahayaan dan
sirkulasi udara yang baik sehingga tidak lembab dan berjamur.
- Menjaga kebersihan laboratorium juga harus
ditekankan menjadi tanggung jawab bersama, sehingga setiap selesai
pembelajaran praktikum setiap praktikan dibiasakan untuk membersihkan meja
kerja yang digunakannya dan pengembalikan alat pada
keadaan bersih. Pembiasaan ini harus dimulai
sejak praktikan memasuki laboratorium dan diingatkan
kembali secara terus menerus pada setiap pembelajaran, dan secara tertulis
harus tercantum pada tatatertib laboratorium.
- Melatih meminimalkan pembuangan sisa bahan/hasil
praktikum dan mencegah polusi di sekitar laboratorium memberikan
pembelajaran tentang tanggung jawab memelihara
lingkungan. Penekanan pendekatan ini pad a maka secara tidak langsung
dapat melatih praktikan memiliki kebiasaan menghargai dan berhemat dalam
kehidupannya, baik di laboratorium, sehingga diharapkan dapat memberikan
dampak positif untuk kehidupannya di masa akan datang.
- Beberapa hal yang juga harus diperhatikan dan
ditanamkan pada pengguna Lab dalam menjaga kebersihan laboratorium adalah
sebagai berikut:
- Setiap pengguna lab harus menjaga area tempat
kerja/ meja laboratorium dan sekitarnya bersih dan bebas dari barang-barang
yang tidak diperlukan untuk eksperimen tersebut.
- Buatlah area tempat kerja dan sekitarnya tetap
bersih dan rapih selama praktikum berlangsung sampai pada akhir
praktikum.
- Jangan menutup saluran
wastafel/sink dengan sisa bahan praktikum/kotoran.
- Jangan melakukan aktivitas yang menghalangi jalan
keluar atau peralatan yang berfungsi untuk keadaan gawat darurat.
- Perhatikan semua alat yang akan digunakan sebelum
memulai praktikum, bila ada kerusakan (retak, patah atau lainnya),
laporkan pada petugas dan jangan menggunakan peralatan yang rusak untuk
praktikum
- Jangan membuang/menunggu sisa zat kimia ke dalam
wastafel atau tempat sampah.
- Tempatkan bahan-bahan
kimia sisa pada tabung khusus sesuai
dengan lebel yang telah diberikan. Jangan mencampurkan buangan zat-zat
kimia sembarangan.
- Buanglah barang-barang yang sudah dipakai seperti
pecahan kaca, sarung tangan, kertas tissue, atau alat- alat tajam
(shyring, dll), segera pada wadah/kontainer yang disedikan sesuai lebel
yang telah diberikan.
- Membersihkan ruang kerja dan beberapa
fasilitasnya, terutama perabot, seperti meja kerja/praktikum, lemari
penyimpanan alat dan bahan juga termasuk ke dalam pekerjaan perawatan
fasilitas laboratorium. Perawatan fasilitas laboratorium berupa perabotan
relatif mudah dilakukan. Meja kerja dibersihkan dengan kain basah untuk
menghilangkan debu dan tumpahan zat.
Dari penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwasanya tempat pembuangan untuk sampah yang berbentuk padat
ataupun cair, sampah biasa ataupun sampah sisa-sisa pratikum tidak boleh
dijadikan pada satu tempat sampah karena dapat mencemari keadaan lingkungan
disekitar laboratorium dan dapat membahayakan kesehatan pratikan. Sementara
untuk sisa zat kimia setelah pratkum seharusnya di buang pada bak pasir, bukan
di buang sembarangan pada selokan. Untuk itu, agar keadaan laboratorium dapat
tetap memiliki persyaratan kesehatan, didalam laboratorium harus ada beberapa
bak sampah yang benar-benar di khususkan untuk setiap sampah dan diletakkan
pada tempat yang sekiranya tidak menghalangi lalu lintas keluar masuk
laboratorium.
Gambar diatas memperlihatkan laboratorium yang hanya
memiliki satu buah tempat sampah, dan seluruh sampahnya di campur pada satu
tempat sampah tersebut. Hal ini menunjukkan bahwasanya laboratorium tersebut
belum memenuhi persyaratan kesehatan untuk blaboratorium sains.
KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM
Seiring dengan perkembangan teknologi, peralatan kerja di laboratorium
sebagai sarana research and development-pun juga semakin berkembang. Artinya
kita harus semakin hati-hati bekerja di laboratorium, termasuk selalu
memperhatikan keselamatan bagi diri kita dan orang lain yang bekerja di
laboratorium. Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pengguna
diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman.
Laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan peralatan keselamatan kerja
yang memadai untuk dapat melindungi dan menjamin keselamatan pekerja.
Salah satu fasilitas alat untuk melengkapi ruang kerja di laboratorium adalah kotak P3k.
Salah satu fasilitas alat untuk melengkapi ruang kerja di laboratorium adalah kotak P3k.
Untuk kotak
PPPK bisa dilengkapi dengan :
1. Obat luar
- Salep levertran (untuk luka bakar)
- Revanol
- Betadin
- Handyplash
2. Obat ringan
- Salep levertran (untuk luka bakar)
- Revanol
- Betadin
- Handyplash
2. Obat ringan
- Obat-obat anti histamin
- Norit
3. Plester Pembalut
Ukuran kecil, sedang, besar
4. Kapas, kasa steril
Kotak P3k Labolatorium Universitas Jambi
Sementara kotak P3k yang ada di labolatorium UP MIPA universitas Jambi
masih belum memenuhi standarisasi yang ditetapkan. Hal ini terbukti dengan
ditemukannya kotak P3k yang kosong. Tidak ada satu obatpun yang berhasil
ditemui disana.
PERMASALAHAN
PERMASALAHAN
(A)
(B)
Pada artikel diatas terdapat 4 pokok bahasan. Disini saya akan membahas mengenai tata letak laboratoriumj. Tata letak laboratorium
yang baik merupakan hal yang perlu diperhatikan karena sedikit banyak hal
tersebut akan mempengaruhi jalannya praktikum. Seperti yang kita ketahui, dalam
membangun sebuah laboratorium terdapat standar atau qualifikasi tertentu. Dari
kedua gambar tersebut dapat kita bandingkan bahwa gambar (A) adalah
laboratorium yang kurang tertata dengan baik. Kursi-kursi tidak teratur,
alat-alat seperti oven, sentrifuge terletak di meja praktikan sehingga
praktikan tidak leluasa dalam melakukan praktikumnya, bak cucian juga tidak
memenuhi standar, pencahayaan yang kurang dan sebagainya. Sedangkan gambar (B)
merupakan laboratorium yang memenuhi standar kualifikasi laboratorium yang baik.
Namun, pada sutau keadaan atau kondisi tertentu dengan segala keterbatasan yang
ada seperti yang terlihat pada gambar (A), bagaimana
cara agar dengan kondisi sarana dan prasarana yang demikian kegiatan praktikum
tetap dapat terlaksana sesuai prosedur dan bagaimana pula seharusnya cara
menata alat, bahan dan segala macam hal yang ada pada laboratorium dengan
keterbatasan sarana dan prasarana tersebut dengan baik ?
Langganan:
Postingan (Atom)