Senin, 10 Maret 2014

Pengelolaan Laboratorium

TATA LETAK LABORATORIUM

Selain persyaratan lokasi, perlu diperhatikan pula tata letak ruangan. Ruangan laboratorium untuk pembelajaran sain umumnya terdiri dari ruang utama dan ruang-ruang pelengkap. Ruang utama adalah ruangan tempat para siswa atau mahasiswa melakukan praktikum. Ruang pelengkap umumnya terdiri dari ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Ruang persiapan digunakan untuk menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan dipakai praktikum atau percobaan baik untuk siswa maupun untuk guru. Ruang penyimpanan atau gudang terutama digunakan untuk menyimpan bahan-bahan persediaan (termasuk bahan kimia) dan alat-alat yang penggunaannya tidak setiap saat (jarang). Selain ruangan-ruangan tersebut, mungkin juga sebuah laboratorium memiliki ruang gelap (dark room), ruangan spesimen, ruangan khusus untuk penyimpanan bahan-bahan kimia dan ruang adminitrasi / staf . Hal ini didasarkan atas pertimbangan keamanan berbagai peralatan laboratorium dan kenyamanan para pengguna laboratorium. Penyimpanan alat-alat di dalam gudang tidak boleh disatukan dengan bahan kimia. Demikian pula penyimpanan alat-alat gelas tidak boleh disatukan dengan alat-alat yang terbuat dari logam.
Contoh tata letak ruangan-ruangan laboratorium beserta ukurannya dapat dilihat pada gambar berikut.












BAK CUCIAN





Untuk menghilangkan noda pengotor pada alat-alat glass diperlukan larutan pencuci tertentu.
1. Pencucian Noda Pengotor Pada alat kaca/glass
a. Noda Besi
                 Noda besi dapat dibersihkan dengan larutan HCl pekat. Jika noda besi melekat kuat, alat gelas yang berisi HCl pekat ini dipanaskan.
b. Noda Belerang
                      Noda belerang dapat dibersihkan dengan larutan amonium sulfide.
c. Noda Iodium
Noda Iodium dapat dibersihkan dengan larutan natrium tiosulfat.
d. Noda Karbon
Noda karbon umumnya sukar dihilangkan, akan tetapi perendaman dengan larutan NaOH biasanya efektif, jika perlu lakukan perendaman dengan larutan pencuci asam bikromat. Jika noda karbon melekat kuat, panaskan dengan api kecil. Disamping asam kromat dapat digunakan juga campuran 2 bagian trinatriumfosfat dengan 1 bagian natriumoleat dalam 1 liter air. Cara lain membersihkan noda ini adalah dengan larutan Fehling A dicampur dengan Fehling B dan dipanaskan.
e. Noda Mangan
Noda mangan dapat dihilangkan dengan larutan asam oksalat atau asam sitrat
f. Minyak dan Lemak
Minyak dan lemak dapat dihilangkan dengan cara mencuci alat glass dengan larutan detergen hangat. Setelah pencucian, alat glass dibilas dengan air bersih, terakhir dibilas dengan air suling. Jika lemak yang melekat pada glass sukar dibersihkan, pertama-tama alat glass dibilas dengan pelarut hidrokarbon misalnya alcohol atau aseton kemudian dibersihkan dengan larutan Kalium Karbonat dalam asam. Pelarut lainnya yang dapat digunakan adalah sebagai berikut.
5 gram Na perborat dalam 100 mL 10% larutan. NaOH. Larutan KOH 10 – 15% dalam 100 mL spirtus/alkohol (larutan ini hendaknya tidak digunakan lebih dari 10 menit). Pembersihan dengan CCl4.
g. Kerak
Noda kerak putih pada alat glass dapat dibersihkan dengan larutan 5% natrium metasilikat dalam air.
Noda-noda lain seperti:
·         Noda tulisan spidol
Noda tulisan spidol dapat dibersihkan dengan pelarut organik misalnya spirtus, etanol, atau aseton
·         Noda Ter
Noda ter pada alat glass dapat dibersihkan dengan benzen atau pelarut lain yang sesuai misalnya minyak tanah.




TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH


 Fasilitas merupakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam melakukan suatu kegiatan. Fasilitas pendukung yang ada di laboratorium dari segi kelengkapan alat dan bahan yang tersedia memerlukan penataan dan perawatan fasilitas tersebut. Dengan demikian, diperlukan adanya mamajemen atau tenaga yang mampu mengelola laboratorium agar lebih optimal. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2008 memuat tentang komponen fasilitas laboratorium IPA yang meliputi :
1.      Bangunan/ruang laboratorium
2.      Perabot
3.      Peralatan pendidikan
4.      Alat dan bahan percobaan
5.      Media pendidikan
6.      Bahan habis pakai
7.      Perlengkapan lainnya.
Pemanfaatan laboratorium secara efektif merupakan salah satu prasyarat dalam pembelajaran/praktikum kimia. Efektivitas pengelolaan laboratorium dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah ketersediaan fasilitas baik secara kuantitas maupun kualitasnya dan kompetensi pengelola laboratorium. Efektivitas standar laboratorium perlu diketahui karena ketersediaan sarana dan prasarana laboratorium dari segi kuantitas dan kualitas berdampak pada keberhasilan pembelajaran kimia.
Tidak hanya itu, laboratorium yang baik juga harus memenuhi persyaratan kesehatan, nah persyaratan kesehatan ini didapatkan apabila laboratorium terawat dengan baik dengan demikian kebersihan laboratorium merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan. .
Kebersihan laboratorium merupakan hal yang penting dalam mendukung pembelajaran kimia di laboratorium. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola kebersihan laboratorium adalah:
  1. Secara umum ruang laboratorium harus dibersihkan secara rutin, terutama kebersihan lantai, meja praktikum, lemari asam, ruang timbang, dan ruang lainnya serta keran-keran air, agar tidak berdebu dan kotor.
  2. Pada setiap laboratorium harus disediakan fasilitas bak  pasir  yang  berfungsi  sebagai  tempat  pembuangan sementara bahan-bahan kimia hasil/sisa praktikum. Secara berkala bak pasir harus diganti. Harus ditekankan bahwa tidak boleh  membuang sisa reaksi/bahan-bahan kimia cair atau padat ke saluran air/keran, tetapi harus pada bak pasir.
  3. Pembuangan bahan kimia sisa praktikum harus seminimal mungkin, berdasarkan hal tersebut maka laboran harus berkoordianasi dengan pengelola laboratorium dan instruktur mata pelajaran, harus memiliki komitmen untuk merancang suatu praktikum dengan bahan kimia seminimal mungkin sehingga akan mengurangi polusi dan dapat menjaga lingkungan.
  4. Selain bak pasir pada laboratorium kimia harus tersedia tempat sampah untuk menampung sisa sampah yang tidak mengandung bahan kimia, seperti kertas, tissue dan lainnya. Tempat sampah harus disediakan lebih dari satu buah dan diletakkan pada tempat yang tidak menghalangi lalu lintas keluar masuk laboratorium. 
  5. Fasilitas alat-alat kebersihan umum seperti sapu, alat pembersih lantai, alat pembersih debu, kain lap, kain pel, serokan sampah, dan lainnya minimal harus tersedia lebih dari satu set pada setiap laboratorium.
  6. Kebersihan laboratorium kimia juga dipengaruhi oleh ventilasi dan pencahayaan, oleh karena itu seharusnya dijaga  agar  ruang  laboratorium  memiliki  pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik sehingga tidak lembab dan berjamur.  
  7. Menjaga kebersihan laboratorium juga harus ditekankan menjadi tanggung jawab bersama, sehingga setiap selesai pembelajaran praktikum setiap praktikan dibiasakan untuk membersihkan meja kerja yang digunakannya dan pengembalikan  alat  pada  keadaan  bersih.  Pembiasaan ini  harus  dimulai  sejak  praktikan  memasuki  laboratorium dan diingatkan kembali secara terus menerus pada setiap pembelajaran, dan secara tertulis harus tercantum pada tatatertib laboratorium.
  8. Melatih meminimalkan pembuangan sisa bahan/hasil praktikum dan mencegah polusi di sekitar laboratorium memberikan pembelajaran    tentang tanggung jawab  memelihara lingkungan. Penekanan pendekatan ini pad a maka secara tidak langsung dapat melatih praktikan memiliki kebiasaan menghargai dan berhemat dalam kehidupannya, baik di laboratorium, sehingga diharapkan dapat memberikan dampak positif untuk kehidupannya di masa akan datang.
  9. Beberapa hal yang juga harus diperhatikan dan ditanamkan pada pengguna Lab dalam menjaga kebersihan laboratorium adalah sebagai berikut:
  • Setiap pengguna lab harus menjaga area tempat kerja/ meja laboratorium dan sekitarnya bersih dan bebas dari barang-barang yang tidak diperlukan untuk eksperimen tersebut.
  • Buatlah area tempat kerja dan sekitarnya tetap bersih dan rapih selama praktikum berlangsung sampai pada akhir praktikum. 
  • Jangan  menutup  saluran  wastafel/sink  dengan  sisa bahan praktikum/kotoran. 
  • Jangan melakukan aktivitas yang menghalangi jalan keluar atau peralatan yang berfungsi untuk keadaan gawat darurat.
  • Perhatikan semua alat yang akan digunakan sebelum memulai praktikum, bila ada kerusakan (retak, patah atau lainnya), laporkan pada petugas dan jangan menggunakan peralatan yang rusak untuk praktikum
  • Jangan membuang/menunggu sisa zat kimia ke dalam wastafel atau tempat sampah.
  • Tempatkan   bahan-bahan   kimia   sisa   pada   tabung khusus sesuai dengan lebel yang telah diberikan. Jangan mencampurkan buangan zat-zat kimia sembarangan.
  • Buanglah barang-barang yang sudah dipakai seperti pecahan kaca, sarung tangan, kertas tissue, atau alat- alat tajam (shyring, dll), segera pada wadah/kontainer yang disedikan sesuai lebel yang telah diberikan.
  • Membersihkan ruang kerja dan beberapa fasilitasnya, terutama perabot, seperti meja kerja/praktikum, lemari penyimpanan alat dan bahan juga termasuk ke dalam pekerjaan perawatan fasilitas laboratorium. Perawatan fasilitas laboratorium berupa perabotan relatif mudah dilakukan. Meja kerja dibersihkan dengan kain basah untuk menghilangkan debu dan tumpahan zat.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwasanya tempat pembuangan untuk sampah yang berbentuk padat ataupun cair, sampah biasa ataupun sampah sisa-sisa pratikum tidak boleh dijadikan pada satu tempat sampah karena dapat mencemari keadaan lingkungan disekitar laboratorium dan dapat membahayakan kesehatan pratikan. Sementara untuk sisa zat kimia setelah pratkum seharusnya di buang pada bak pasir, bukan di buang sembarangan pada selokan. Untuk itu, agar keadaan laboratorium dapat tetap memiliki persyaratan kesehatan, didalam laboratorium harus ada beberapa bak sampah yang benar-benar di khususkan untuk setiap sampah dan diletakkan pada tempat yang sekiranya tidak menghalangi lalu lintas keluar masuk laboratorium. 



            Gambar diatas memperlihatkan laboratorium yang hanya memiliki satu buah tempat sampah, dan seluruh sampahnya di campur pada satu tempat sampah tersebut. Hal ini menunjukkan bahwasanya laboratorium tersebut belum memenuhi persyaratan kesehatan untuk blaboratorium sains. 








KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM

Seiring dengan perkembangan teknologi, peralatan kerja di laboratorium sebagai sarana research and development-pun juga semakin berkembang. Artinya kita harus semakin hati-hati bekerja di laboratorium, termasuk selalu memperhatikan keselamatan bagi diri kita dan orang lain yang bekerja di laboratorium. Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pengguna diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman.

Laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan peralatan keselamatan kerja yang memadai untuk dapat melindungi dan menjamin keselamatan pekerja.
Salah satu fasilitas alat untuk melengkapi ruang kerja di laboratorium adalah kotak P3k.

Untuk kotak PPPK bisa dilengkapi dengan :
   1. Obat luar
       - Salep levertran (untuk luka bakar)
       - Revanol
       - Betadin
       - Handyplash
    2. Obat ringan
       - Obat-obat anti histamin
       - Norit
    3. Plester Pembalut
        Ukuran kecil, sedang, besar
    4. Kapas, kasa steril

  
Kotak P3k Labolatorium Universitas Jambi

Sementara kotak P3k yang ada di labolatorium UP MIPA universitas Jambi masih belum memenuhi standarisasi yang ditetapkan. Hal ini terbukti dengan ditemukannya kotak P3k yang kosong. Tidak ada satu obatpun yang berhasil ditemui disana.









PERMASALAHAN

(A)


(B)

Pada artikel diatas terdapat 4 pokok bahasan. Disini saya akan membahas mengenai tata letak laboratoriumj. Tata letak laboratorium yang baik merupakan hal yang perlu diperhatikan karena sedikit banyak hal tersebut akan mempengaruhi jalannya praktikum. Seperti yang kita ketahui, dalam membangun sebuah laboratorium terdapat standar atau qualifikasi tertentu. Dari kedua gambar tersebut dapat kita bandingkan bahwa gambar (A) adalah laboratorium yang kurang tertata dengan baik. Kursi-kursi tidak teratur, alat-alat seperti oven, sentrifuge terletak di meja praktikan sehingga praktikan tidak leluasa dalam melakukan praktikumnya, bak cucian juga tidak memenuhi standar, pencahayaan yang kurang dan sebagainya. Sedangkan gambar (B) merupakan laboratorium yang memenuhi standar kualifikasi laboratorium yang baik. Namun, pada sutau keadaan atau kondisi tertentu dengan segala keterbatasan yang ada seperti yang terlihat pada gambar (A), bagaimana cara agar dengan kondisi sarana dan prasarana yang demikian kegiatan praktikum tetap dapat terlaksana sesuai prosedur dan bagaimana pula seharusnya cara menata alat, bahan dan segala macam hal yang ada pada laboratorium dengan keterbatasan sarana dan prasarana tersebut dengan baik ?

3 komentar:

  1. Saya akan menjawab pertanyaan saudari Defi Novita Panca Sari:
    1. Cara agar praktikum tetap terlaksana dengan kondisi sarana dan prasarana yang demikian adalah menggunakan alat dan bahan yang telah tersedia. dan jika bahan yang digunakan tidak ada, maka digunakan bahan yang sifat dan kegunaan nya sama dengan bahan yang dibutuhkan.
    2. Cara menata alat dan bahan sesuai dengan kondisi tersebut adalah
    - mengelompokkan alat dan bahan sesuai dengan kelompok nya
    - membuat tabel agar tidak tercecer

    BalasHapus
  2. menurut saya, cara agar kegiatan praktikum tetap dapat dilaksanakan adalah dengan memanfaatkan letak laboratorium yang memungkinkan untuk praktikum, dimana tidak ada bahan kimia yang berserakan atau alat-alat praktikum yang berserakan yang menyebabkan tidak teraturnya kondisi laboratorium. sebagai pengelola lab, sebaiknya dapat memilih alat-alat yang di nilai tidak dapat di pergunakan lagi lalu di keluarkan dari dalam laboratorium, sehingga tidak keadaan laboratorium tidak terlalu penuh dengan alat-alat yang sebenarnya sudah tidak dapat di pakai lagi. selain itu juga, untuk melaksanakan praktikum sesuai prosedur, dibutuhkan bahan atau zat kimia yang memang di butuhkan pada saat praktikum, maka sebagai pengelola laboratorium sebaiknya dapat mengorganisir tata letak bahan-bahan kimia , dapat di susun sesuai dengan urutan abjad, misalnya.

    sehubungan dengan cara menata alat, bahan dan segala macam hal yang ada pada laboratorium dengan keterbatasan sarana dan prasarana tersebut dengan baik, sebenarnya pada saat perencanaan pembangunan laboratorium, penataan alat dan bahan sudah di rancang terlebih dahulu. karena berdasarkan literatur yang saya baca, Tata ruang yang sempurna harus dimulai sejak perencanaan gedung sampai pada plaksanaan pembangunan. namun jika memang terdapat laboratorium yang sangat terbatas kondisinya, maka dapat memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia, misalnya tetap memisahkan zat-zat kimia yang bersifat eksplosif dan yang tidak dengan memberi label atau tanda pada botol zat, selain itu untuk penataan alat, di susun ke tempat atau meja yang memang tidak digunakan praktikan untuk melakukan percobaan, disertai dengan catatan mengenai hal-hal yang perlu di perhatikan dalam menggunakan alat, seperti lemari asam misalnya.

    BalasHapus
  3. menurut saya, agar kegiatan praktikum dapt dilaksnakan dengan baik adalah meletakkan kembali alat dan bahan praktikum setelah digunakan. serta bersihkan laboratorium dari alat-alat yang memang sudah tidak dapat lagi digunakan agar ruang kerja menjadi tidak terhambat. kemudian menjaga kebersihan laboratorium dan bak cuci. karena tidak tersedianya obat-obatan pada kotak p3k, diharapkan praktikan dapat lebih berhati-hati saat melakukan praktikum terutama saat menggunakan zat-zat yang sangat berbahaya.
    adapun cara menata bahan adalah menyusun sesuai dengan alfabet dan memberi label, berdasarkan klasifikasinya, dan berdasarkan sifatnya.sedangkan menata alat adalah dengan menyusun berdasarkan jenisnya, memperhitungkan pola penggunaan, untuk alat-alat yang tingkat penggunaannya tinggi sebaiknya disimpan pada tempat yang paling depan atau mudah untuk dijangkau, sedangkan untuk peralatan yang jarang dipakai simpan pada tempat yang lebih jauh.

    BalasHapus