NIM : A1C111023
1. Jelaskan managemen baku / standar laboratorium yang ideal !
Jawab :
Menurut sumber
yang dikutip dari akhmad sudrajat (2010) dalam standar sarana dan prasarana PERMENDIKNAS
nomor 40 tahun 2008 tanggal 31 Juli 2008,
standar baku laboratorium yang ideal adalah dengan kriteria sebagai berikut :
a. Ruang laboratorium
kimia berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran kimia
secara praktik yang memerlukan peralatan khusus.
b. Ruang laboratorium
kimia dapat menampung minimum setengah rombongan belajar.
c. Rasio minimum ruang
laboratorium kimia adalah 3m2/peserta didik. Luas minimum ruang
laboratorium adalah 64 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 16 m2. Lebar minimum
ruang laboratorium kimia adalah 8 m.
d. Ruang laboratorium
kimia dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada tabel berikut :
Tabel Jenis,
Rasio, dan Deskripsi Sarana Laboratorium Kimia
Menurut saya, dengan memenuhi segala macam aspek sarana dan prasarana tersebut diatas, kegiatan praktikum yang dilakukan oleh siswa dapat berjalan dengan efektif dan efisien karena segala macam aspek yang dibutuhkan telah dirancang sedemikian rupa demi tercapainya tujuan pembelajaran. Namun, meskipun aspek sarana dan prasarana telah terpenuhi dengan baik, managemen/pengelolaan labor merupakan hal penting yang menjadi perhatian utama karena keberhasilan praktikum tak lepas dari bagaimana aspek pengelolaan laboratorium dijalankan.
Manajemen laboratorium
(laboratory management) adalah usaha untuk mengelola laboratorium. Suatu laboratorium dapat
dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling
berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat laboratorium yang canggih,
dengan staf profesional yang terampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik,
jika tidak didukung oleh adanya manajemen laboratorium yang baik. Oleh karena
itu manajemen laboratorium adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan laboratorium sehari-hari. Untuk
mengelola laboratorium yang baik harus dipahami perangkat-perangkat manajemen laboratorium,
yaitu:
1.
Tata ruang yang baik
a. pintu masuk
(in)
b. pintu keluar
(out)
c. pintu darurat
(emergency-exit)
d. ruang
persiapan (preparation-room)
e. ruang
peralatan (equipment-room)
f. ruang penangas (fume-hood)
g. ruang
penyimpanan (storage - room)
h. ruang staf
(staff-room)
i. ruang teknisi
(technician-room)
j. ruang bekerja
(activity-room)
k. ruang
istirahat/ibadah
l. ruang
prasarana kebersihan
m. ruang toilet
n. lemari
praktikan (locker)
o. lemari gelas
(glass-rack)
p. lemari
alat-alat optik (opticals-rack)
q. pintu jendela
diberi kawat kasa, agar serangga dan burung tidak dapat masuk.
2.
Alat yang baik dan terkalibrasi
Setiap
alat yang akan dioperasikan itu harus benar-benar dalam kondisi:
a.
siap untuk dipakai (ready for use)
b.
bersih
c.
berfungsi dengan baik
d.
terkalibrasi
3.
Infrastruktur
a. Sarana Utama
Mencakup
bahasan tentang lokasi laboratorium, konstruksi laboratorium dan sarana lain, termasuk
pintu utama, pintu darurat, jenis meja kerja/pelataran, jenis atap, jenis
dinding, jenis lantai, jenis pintu, jenis lampu yang dipakai, kamar penangas, jenis
pembuangan limbah, jenis ventilasi, jenis AC, jenis tempat penyimpanan, jenis
lemari bahan kimia, jenis alat optik, jenis timbangan dan instrumen yang lain,
kondisi laboratorium, dan sebagainya.
b. Sarana Pendukung
Mencakup bahasan tentang ketersediaan enerji
listrik, gas, air, alat komunikasi, dan pendukung keselamatan kerja seperti
pemadam kebakaran, hidran dsb.
4.
Administrasi laboratorium
a. Inventarisasi peralatan laboratorium
b. Daftar kebutuhan alat baru, alat tambahan,
alat yang rusak, alat yang dipinjam/dikembalikan
c. Surat masuk dan surat keluar
d. Daftar pemakai laboratorium, sesuai dengan
jadwal kegiatan praktikum/ penelitian
e. Daftar inventarisasi bahan kimia dan non-kimia,
bahan gelas dan sebagainya
f. Daftar inventarisasi alat-alat meubelair
(kursi, meja, bangku, lemari dsb.)
g. Sistem
evaluasi dan pelaporan
5.
Organisasi laboratorium
Organisasi laboratorium meliputi struktur
organisasi, deskripsi pekerjaan, serta susunan personalia yang mengelola
laboratorium tersebut. Penanggung jawab tertinggi organisasi di dalam
laboratorium adalah Kepala Laboratorium.
6.
Fasilitas pendanaan
Ketersediaan dana sangat diperlukan dalam
operasional laboratorium. Tanpa adanya dana yang cukup, kegiatan laboratorium
akan berjalan tersendat-sendat, bahkan mungkin tidak dapat beroperasi dengan
baik. Dana dapat diperoleh dari, antara lain:
a.
SPP
b.
Anggaran rutin/DIP
c.
Institusi lain, misalnya kerjasama dalam bidang penelitian atau pengembangan
bidang lainnya
d.
Dana dari badan-badan Internasional, misalnya JICA, ADB loan projects, dsb
e.
Dana Operasional melalui Hibah kompetisi A1; A2; A3 atau B
e.
Dana-dana lainnya, yang bersumber dari luar Universitas/Institut
Kegigihan pimpinan institusi memperjuangkan ketersediaan dana sangatlah penting, namun yang
tidak kalah pentingnya ialah kemampuan untuk mengusahakan dana sendiri, misalnya:
melalui kegiatan penelitian, kegiatan
tugas akhir/thesis mahasiswa, kegiatan layanan masyarakat, dan sebagainya. Jika
anggaran rutin tidak ada, maka kegiatan operasional laboratorium tidak akan
tercapai dengan baik.
7.
Inventarisasi dan keamanan
a. Semua
kegiatan inventarisasi harus memuat sumber dana darimana alat-alat ini diperoleh/dibeli.
Misalnya: dari DIP tahun 2004, ADB Project, Pemerintah Jepang (JICA), Proyek
Hibah Kompetisi SP4; A1: A2; A3: dan B.
b. Keamanan/security peralatan laboratorium
ditujukan agar peralatan laboratorium tersebut harus tetap berada di
laboratorium. Jika peralatan dipinjam harus ada jaminan dari si peminjam. Jika
hilang atau dicuri, harus dilaporkan kepada kepala laboratorium. Perlu diingat
bahwa semua barang dan peralatan laboratorium yang ada adalah milik negara,
jadi tidak boleh ada yang hilang.
8.
Pengamanan laboratorium
a. Konsentrasi sat bekerja
Setiap
pengguna laboratorium harus memiliki konsentrasi penuh terhadap pekerjaannya masing-masing,
tidak boleh mengganggu pekerjaan orang lain, dan tidak boleh meninggalkan
percobaan yang memerlukan perhatian penuh.
b. Pertolongan pertama (First - Aid)
Semua
kecelakaan bagaimanapun ringannya, harus ditangani di tempat dengan memberikan
pertolongan pertama. Misalnya, bila mata terpercik harus segera dialiri air dalam
jumlah yang banyak. Jika tidak bisa, segera panggil dokter. Jadi setiap
laboratorium harus memiliki kotak P3K, dan harus selalu dikontrol isinya.
9.
Disiplin yang tinggi
Pengelola
laboratorium harus menerapkan disiplin yang tinggi pada seluruh pengguna laboratorium
(mahasiswa, asisten, laboran/teknisi) agar terwujud efisiensi kerja yang
tinggi. Kedisiplinan sangat dipengaruhi oleh pola kebiasaan dan perilaku dari
manusia itu sendiri. Oleh sebab itu setiap pengguna laboratorium harus
menyadari tugas, wewenang dan fungsinya. Sesama pengguna laboratorium harus ada
kerjasama yang baik, sehingga setiap kesulitan dapat dipecahkan/diselesaikan
bersama
10.
Keterampilan SDM
Pengelola laboratorium harus meningkatkan
keterampilan semua tenaga laboran/teknisi. Peningkatan keterampilan dapat
diperoleh melalui pendidikan tambahan seperti pendidikan keterampilan khusus,
pelatihan (workshop) maupun magang di tempat lain. Peningkatan keterampilan
juga dapat dilakukan melalui bimbingan dari staf dosen, baik di dalam laboratorium
maupun antar laboratorium.
11.
Peraturan dasar
Beberapa peraturan umum untuk menjamin
kelancaran jalannya pekerjaan di laboratorium, dirangkum sebagai berikut:
a.
Dilarang makan/minum di dalam laboratorium
b.
Dilarang merokok, karena mengandung potensi bahaya seperti:
(1) Kontaminasi melalui tangan
(2) Ada api/uap/gas yang bocor/mudah
terbakar
(3) Uap/gas beracun, akan terhisap melalui
pernafasan
c.
Dilarang meludah, akan menyebabkan terjadinya kontaminasi
d.
Jangan panik menghadapi bahaya kebakaran, gempa, dan sebagainya.
e.
Dilarang mencoba peralatan laboratorium tanpa diketahui cara penggunaannya. Sebaiknya
tanyakan pada orang yang kompeten.
f.
Diharuskan menulis label yang lengkap, terutama pada bahan-bahan kimia.
g.
Dilarang mengisap/menyedot dengan mulut segala bentuk pipet. Semua alat pipet
harus menggunakan bola karet pengisap (pipet - pump).
h.
Diharuskan memakai baju laboratorium, dan juga sarung tangan dan gogles,
terutama sewaktu menuang bahan-bahan kimia yang berbahaya.
i.
Beberapa peraturan lainnya yang spesifik, terutama dalam pemakaian sinar X,
sinar Laser, alat-alat sinar UV, Atomic
Absorption, Flamephoto-meter, Bacteriological Glove Box with UV light, dan
sebagainya, harus benar-benar dipatuhi. Semua peraturan tersebut di atas
ditujukan untuk keselamatan kerja di laboratorium
12.
Penanganan masalah umum
a.
Mencampur zat-zat kimia
Jangan campur zat kimia tanpa mengetahui
sifat reaksinya. Jika belum tahu segera tanyakan pada orang yang kompeten.
b.
Zat-zat baru atau kurang diketahui
Demi keamanan laboratorium,
berkonsultasilah sebelum menggunakan zat-zat kimia baru atau yang kurang
diketahui. Semua zat-zat kimia dapat
menimbulkan resiko yang tidak dikehendaki.
c.
Membuang material-material yang berbahaya
Sebelum membuang material-material yang
berbahaya harus diketahui resiko yang mungkin terjadi. Karena itu pastikan
bahwa cara membuangnya tidak menimbulkan bahaya. Jika tidak tahu tanyakan pada
orang yang kompeten. Demikian juga terhadap air buangan dari laboratorium. Sebaiknya harus ada bak penampung khusus,
jangan dibuang begitu saja karena air buangan mengandung bahan berbahaya yang
menimbulkan pencemaran. Air buangan harus di”treatment”, antara lain dengan
cara netralisasi sebelum dibuang ke lingkungan.
d.
Tumpahan
Tumpahan asam diencerkan dahulu dengan air
dan dinetralkan dengan CaC03 atau soda abu, dan untuk basa dengan air dan
dinetralisir dengan asam encer. Setelah itu dipel dan pastikan kain pel bebas
dari asam atau alkali. Tumpahan minyak,
harus ditaburi dengan pasir, kemudian disapu dan dimasukkan dalam tong yang
terbuat dari logam dan ditutup rapat.
Catatan:
Penanganan terhadap lain-lain masalah yang belum diketahui, sebaiknya
berkonsultasi kepada ahlinya, sebelum mengambil tindakan. Ingat keselamatan lebih diutamakan dari yang
lainnya.
13.
Jenis-jenis pekerjaan
Berbagai pekerjaan laboratorium seperti
praktek, penelitian, dan layanan umum, harus didiskusikan sebelumnya dengan
Kepala Laboratorium. Setelah itu
dilanjutkan dengan cara pelaksanaannya. Pemahaman jenis pekerjaan di
laboratorium diperlukan untuk:
a.
Meningkatkan efisiensi penggunaan bahan-bahan kimia, air, listrik, gas dan
alat-alat laboratorium.
b.
Meningkatkan efisiensi biaya (operasional cost).
c. Meningkatkan efisiensi tenaga dan waktu, baik
dari pengguna maupun pengelola laboratorium
d.
Meningkatkan kualitas dan ketrampilan pengelola laboratorium dan laboran.
e. Baik pengelola laboratorium dan laboran/teknisi
harus dapat bekerja sama dengan baik sebagai satu Team-Work. ”Bekerja dengan
satu team, jauh lebih baik dari pada bekerja secara sendiri/mandiri”
f.
Meningkatkan pendapatan (income) dari
laboratorium yang bersangkutan.
2.
Buatlah rubric penilaian praktikum secara umum ! Tentukan kategori praktikum
yang berhasil atau tidak berdasarkan rubric yang Anda buat !
Jawab :
3.
Buatlah desain laboratorium yang inovatif untuk pembelajaran pada jenjang SMA !
Jawab :
5.
Mengapa managemen laboratorium penting dalam kaitannya dengan kurikulum 2013 ?
Jawab :
Kurikulum 2013 erat
kaitannya dengan proses pelaksanaan yang berlandaskan scientific method (metode
ilmiah). Metode ilmiah itu sendiri terdiri dari tahapan-tahapan ilmiah, antara
lain mengamati, menalar, bertanya, melakukan percobaan, mencatat,
mengelompokkan, menarik kesimpulan, mengkomunikasikan dan masih banyak lagi
aspek-aspek lainnya. Proses dalam menjalani tahapan-tahapan ilmiah itu dapat
difasilitasi dengan sarana dan prasarana laboratorium. Kelengkapan laboratorium
akan menunjang aspek-aspek tahapan ilmiah untuk menumbuhkembangkan sikap ilmiah
siswa yang tentu saja dengan manajemen laboratorium yang baik pula.
Praktikum
menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah. Para ahli meyakini bahwa cara yang
terbaik untuk belajar pendekatan ilmiah adalah dengan menjadikan siswa sebagai
ilmuwan. Pembelajaran sains dilaksanakan melalui pendekatan inkuiri ilmiah
(scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap
ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh
karena itu pembelajaran sains yang ditekankan oleh kurikulum 2013 berorientasi
pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan
pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Untuk mencapai tujuan tersebut, pengelolaan
laboratorium menjadi hal yang sangat berperan penting. Manajemen laboratorium
yang baik (seperti yang telah dijelaskan pada soal nomor satu diatas) akan mendukung
tercapainya sasaran kurikulum 2013 yaitu menghasilkan siswa yang produktif,
inovatif dan kreatif.
6.
Jelaskan perbedaan mendasar pada laboratorium jenjang Sekolah Dasar & Sekolah
Menengah Pertama !
Jawab :
Sedangkan untuk desain laboratorium jenjang Sekolah Menengah Pertama, alat-alat dan bahan-bahan
tetap diletakkan di ruang khusus namun siswa memiliki akses keluar masuk
apabila memiliki keperluan dengan kedua hal tersebut dan tentu saja tetap dalam
pengawasan guru. Alat-alat yang dianggap tidak berbahaya juga tidak menutup
kemungkinan apabila ditata berdampingan dengan ruang utama (ruang praktikum)
karena siswa SMP dianggap sudah dapat membedakan hal-hal yang dapat
membahayakan dirinya ataupun sekitarnya. Untuk pelaksanaan praktikum pada siswa
jenjang SMP juga sudah diberikan wewenang untuk melakukan praktikum secara
mandiri dan tentu saja tetap dibimbing oleh guru pendamping.
Menurut saya, perbedaan mendasar pada
laboratorium jenjang Sekolah Dasar dengan laboratorium jenjang Sekolah Menengah
Pertama terletak pada desain ruangan dan sistematika pelaksanaan kegiatan
praktikum. Pada laboratorium Sekolah Dasar, ruangan didesain sedemikian rupa
dengan kondisi semua alat dan bahan terletak dalam ruangan khusus dan hanya
guru pendamping yang memiliki wewenang untuk keluar masuk ruangan tersebut. Ruangan
utama lab hanya berisi meja praktikan beserta kursi dan meja demontrasi guru.
Praktikum lebih banyak dilakukan dengan cara demontrasi oleh guru karena untuk
tingkat Sekolah Dasar, mereka belum dipersiapkan untuk dapat melakukan kegiatan
praktikum secara mandiri. Seperti yang kita ketahui, anak pada rentang usia
Sekolah Dasar masih belum memahami bahaya ataupun resiko yang ada di
sekelilingnya, mereka cenderung lebih sulit diarahkan dibandingkan siswa/i
Sekolah Menengah Pertama yang setidaknya lebih baik dalam menerima intruksi
yang diberikan guru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar