Selasa, 06 Mei 2014

UJIAN MID SEMESTER PENGELOLAAN LABORATORIUM

NAMA : DEFI NOFITA PANCA SARI
NIM     : A1C111023

1. Jelaskan managemen baku / standar laboratorium yang ideal !
Jawab :

            Menurut sumber yang dikutip dari akhmad sudrajat (2010) dalam standar sarana dan prasarana PERMENDIKNAS nomor 40 tahun 2008  tanggal 31 Juli 2008, standar baku laboratorium yang ideal adalah dengan kriteria sebagai berikut :
a. Ruang laboratorium kimia berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran kimia secara praktik yang memerlukan peralatan khusus.
b. Ruang laboratorium kimia dapat menampung minimum setengah rombongan belajar.
c. Rasio minimum ruang laboratorium kimia adalah 3m2/peserta didik. Luas minimum ruang laboratorium adalah 64 m2  termasuk luas ruang penyimpanan  dan persiapan 16 m2. Lebar minimum ruang laboratorium kimia adalah 8 m.
d. Ruang laboratorium kimia dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada tabel berikut :
Tabel Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Laboratorium Kimia








               Menurut saya, dengan memenuhi segala macam aspek sarana dan prasarana tersebut diatas, kegiatan praktikum yang dilakukan oleh siswa dapat berjalan dengan efektif dan efisien karena segala macam aspek yang dibutuhkan telah dirancang sedemikian rupa demi tercapainya tujuan pembelajaran. Namun, meskipun aspek sarana dan prasarana telah terpenuhi dengan baik, managemen/pengelolaan labor merupakan hal penting yang menjadi perhatian utama karena keberhasilan praktikum tak lepas dari bagaimana aspek pengelolaan laboratorium dijalankan. 


          Manajemen laboratorium (laboratory management) adalah usaha untuk mengelola  laboratorium. Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat laboratorium yang canggih, dengan staf profesional yang terampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya manajemen laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen laboratorium adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium sehari-hari. Untuk mengelola laboratorium yang baik harus dipahami perangkat-perangkat manajemen laboratorium, yaitu:

1. Tata ruang yang baik
a. pintu masuk (in)
b. pintu keluar (out)
c. pintu darurat (emergency-exit)
d. ruang persiapan (preparation-room)
e. ruang peralatan (equipment-room)
f. ruang  penangas (fume-hood)
g. ruang penyimpanan (storage - room)
h. ruang staf (staff-room)
i. ruang teknisi (technician-room)
j. ruang bekerja (activity-room)
k. ruang istirahat/ibadah 
l. ruang prasarana kebersihan
m. ruang toilet
n. lemari praktikan (locker)
o. lemari gelas (glass-rack) 
p. lemari alat-alat optik (opticals-rack)
q. pintu jendela diberi kawat kasa, agar serangga dan burung tidak dapat masuk.

2. Alat yang baik dan terkalibrasi
Setiap alat yang akan dioperasikan itu harus benar-benar dalam kondisi:
a. siap untuk dipakai (ready for use)
b. bersih
c. berfungsi dengan baik
d. terkalibrasi

3. Infrastruktur
    a. Sarana Utama
        Mencakup bahasan tentang lokasi laboratorium, konstruksi laboratorium dan sarana lain, termasuk pintu utama, pintu darurat, jenis meja kerja/pelataran, jenis atap, jenis dinding, jenis lantai, jenis pintu, jenis lampu yang dipakai, kamar penangas, jenis pembuangan limbah, jenis ventilasi, jenis AC, jenis tempat penyimpanan, jenis lemari bahan kimia, jenis alat optik, jenis timbangan dan instrumen yang lain, kondisi laboratorium, dan sebagainya.
    b. Sarana Pendukung 
        Mencakup bahasan tentang ketersediaan enerji listrik, gas, air, alat komunikasi, dan pendukung keselamatan kerja seperti pemadam kebakaran, hidran dsb.   

4. Administrasi laboratorium
a. Inventarisasi peralatan laboratorium 
b.  Daftar kebutuhan alat baru, alat tambahan, alat yang rusak, alat yang dipinjam/dikembalikan
c. Surat masuk dan surat keluar
d.  Daftar pemakai laboratorium, sesuai dengan jadwal kegiatan praktikum/ penelitian 
e. Daftar inventarisasi bahan kimia dan non-kimia, bahan gelas dan sebagainya
f. Daftar inventarisasi alat-alat meubelair (kursi, meja, bangku, lemari dsb.)
g. Sistem evaluasi dan pelaporan

5. Organisasi laboratorium
     Organisasi laboratorium meliputi struktur organisasi, deskripsi pekerjaan, serta susunan personalia yang mengelola laboratorium tersebut. Penanggung jawab tertinggi organisasi di dalam laboratorium adalah Kepala Laboratorium.

6. Fasilitas pendanaan
    Ketersediaan dana sangat diperlukan dalam operasional laboratorium. Tanpa adanya dana yang cukup, kegiatan laboratorium akan berjalan tersendat-sendat, bahkan mungkin tidak dapat beroperasi dengan baik. Dana dapat diperoleh dari, antara lain:
a. SPP 
b. Anggaran rutin/DIP 
c. Institusi lain, misalnya kerjasama dalam bidang penelitian atau pengembangan bidang lainnya
d. Dana dari badan-badan Internasional, misalnya JICA, ADB loan projects, dsb
e. Dana Operasional melalui Hibah kompetisi A1; A2; A3 atau B
e. Dana-dana lainnya, yang bersumber dari luar Universitas/Institut
    Kegigihan pimpinan institusi memperjuangkan  ketersediaan dana sangatlah penting, namun yang tidak kalah pentingnya ialah kemampuan untuk mengusahakan dana sendiri, misalnya: melalui kegiatan penelitian,  kegiatan tugas akhir/thesis mahasiswa, kegiatan layanan masyarakat, dan sebagainya. Jika anggaran rutin tidak ada, maka kegiatan operasional laboratorium tidak akan tercapai dengan baik.

7. Inventarisasi dan keamanan
a. Semua kegiatan inventarisasi harus memuat sumber dana darimana alat-alat ini diperoleh/dibeli. Misalnya: dari DIP tahun 2004, ADB Project, Pemerintah Jepang (JICA), Proyek Hibah Kompetisi SP4; A1: A2; A3: dan B.
b.  Keamanan/security peralatan laboratorium ditujukan agar peralatan laboratorium tersebut harus tetap berada di laboratorium. Jika peralatan dipinjam harus ada jaminan dari si peminjam. Jika hilang atau dicuri, harus dilaporkan kepada kepala laboratorium. Perlu diingat bahwa semua barang dan peralatan laboratorium yang ada adalah milik negara, jadi tidak boleh ada yang hilang.

8. Pengamanan laboratorium
    a. Konsentrasi sat bekerja
        Setiap pengguna laboratorium harus memiliki konsentrasi  penuh terhadap pekerjaannya masing-masing, tidak boleh mengganggu pekerjaan orang lain, dan tidak boleh meninggalkan percobaan yang memerlukan perhatian penuh.
    b. Pertolongan pertama (First - Aid)
        Semua kecelakaan bagaimanapun ringannya, harus ditangani di tempat dengan memberikan pertolongan pertama. Misalnya, bila mata terpercik harus segera dialiri air dalam jumlah yang banyak. Jika tidak bisa, segera panggil dokter. Jadi setiap laboratorium harus memiliki kotak P3K, dan harus selalu dikontrol isinya.

9. Disiplin yang tinggi
Pengelola laboratorium harus menerapkan disiplin yang tinggi pada seluruh pengguna laboratorium (mahasiswa, asisten, laboran/teknisi) agar terwujud efisiensi kerja yang tinggi. Kedisiplinan sangat dipengaruhi oleh pola kebiasaan dan perilaku dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu setiap pengguna laboratorium harus menyadari tugas, wewenang dan fungsinya. Sesama pengguna laboratorium harus ada kerjasama yang baik, sehingga setiap kesulitan dapat dipecahkan/diselesaikan bersama

10. Keterampilan SDM
      Pengelola laboratorium harus meningkatkan keterampilan semua tenaga laboran/teknisi. Peningkatan keterampilan dapat diperoleh melalui pendidikan tambahan seperti pendidikan keterampilan khusus, pelatihan (workshop) maupun magang di tempat lain. Peningkatan keterampilan juga dapat dilakukan melalui bimbingan dari staf dosen, baik di dalam laboratorium maupun antar laboratorium.

11. Peraturan dasar
      Beberapa peraturan umum untuk menjamin kelancaran jalannya pekerjaan di laboratorium, dirangkum sebagai berikut:
a. Dilarang makan/minum di dalam laboratorium
b. Dilarang merokok, karena mengandung potensi bahaya seperti:
     (1) Kontaminasi melalui tangan
     (2) Ada api/uap/gas yang bocor/mudah terbakar
     (3) Uap/gas beracun, akan terhisap melalui pernafasan
c. Dilarang meludah, akan menyebabkan terjadinya kontaminasi
d. Jangan panik menghadapi bahaya kebakaran, gempa, dan sebagainya.
e. Dilarang mencoba peralatan laboratorium tanpa diketahui cara penggunaannya. Sebaiknya tanyakan pada orang yang kompeten.
f. Diharuskan menulis label yang lengkap, terutama pada bahan-bahan kimia.
g. Dilarang mengisap/menyedot dengan mulut segala bentuk pipet. Semua alat pipet harus menggunakan bola karet pengisap (pipet - pump).
h. Diharuskan memakai baju laboratorium, dan juga sarung tangan dan gogles, terutama sewaktu menuang bahan-bahan kimia yang berbahaya.
i. Beberapa peraturan lainnya yang spesifik, terutama dalam pemakaian sinar X, sinar Laser, alat-alat sinar UV,  Atomic Absorption,  Flamephoto-meter,  Bacteriological Glove Box with UV light, dan sebagainya, harus benar-benar dipatuhi. Semua peraturan tersebut di atas ditujukan untuk keselamatan kerja di laboratorium

12. Penanganan masalah umum
a. Mencampur zat-zat kimia
    Jangan campur zat kimia tanpa mengetahui sifat reaksinya. Jika belum tahu segera tanyakan pada orang yang kompeten.
b. Zat-zat baru atau kurang diketahui
    Demi keamanan laboratorium, berkonsultasilah sebelum menggunakan zat-zat kimia baru atau yang kurang diketahui.  Semua zat-zat kimia dapat menimbulkan resiko yang tidak dikehendaki.
c. Membuang material-material yang berbahaya
    Sebelum membuang material-material yang berbahaya harus diketahui resiko yang mungkin terjadi. Karena itu pastikan bahwa cara membuangnya tidak menimbulkan bahaya. Jika tidak tahu tanyakan pada orang yang kompeten. Demikian juga terhadap air buangan dari laboratorium.  Sebaiknya harus ada bak penampung khusus, jangan dibuang begitu saja karena air buangan mengandung bahan berbahaya yang menimbulkan pencemaran. Air buangan harus di”treatment”, antara lain dengan cara netralisasi sebelum dibuang ke lingkungan.
d. Tumpahan
    Tumpahan asam diencerkan dahulu dengan air dan dinetralkan dengan CaC03 atau soda abu, dan untuk basa dengan air dan dinetralisir dengan asam encer. Setelah itu dipel dan pastikan kain pel bebas dari asam atau alkali.  Tumpahan minyak, harus ditaburi dengan pasir, kemudian disapu dan dimasukkan dalam tong yang terbuat dari logam dan ditutup rapat.
Catatan: Penanganan terhadap lain-lain masalah yang belum diketahui, sebaiknya berkonsultasi kepada ahlinya, sebelum mengambil tindakan.  Ingat keselamatan lebih diutamakan dari yang lainnya.

13. Jenis-jenis pekerjaan
      Berbagai pekerjaan laboratorium seperti praktek, penelitian, dan layanan umum, harus didiskusikan sebelumnya dengan Kepala Laboratorium.  Setelah itu dilanjutkan dengan cara pelaksanaannya. Pemahaman jenis pekerjaan di laboratorium diperlukan untuk:
a. Meningkatkan efisiensi penggunaan bahan-bahan kimia, air, listrik, gas dan alat-alat laboratorium.
b. Meningkatkan efisiensi biaya (operasional cost).
c.  Meningkatkan efisiensi tenaga dan waktu, baik dari pengguna maupun pengelola laboratorium
d. Meningkatkan kualitas dan ketrampilan pengelola laboratorium dan laboran.
e. Baik pengelola laboratorium dan laboran/teknisi harus dapat bekerja sama dengan baik sebagai satu Team-Work. ”Bekerja dengan satu team, jauh lebih baik dari pada bekerja secara sendiri/mandiri”
f. Meningkatkan pendapatan (income) dari laboratorium yang bersangkutan.




2. Buatlah rubric penilaian praktikum secara umum ! Tentukan kategori praktikum yang berhasil atau tidak berdasarkan rubric yang Anda buat !
Jawab :






3. Buatlah desain laboratorium yang inovatif untuk pembelajaran pada jenjang SMA !
Jawab :




















Keterangan :






4. Buatlah rubric penilaian untuk jurnal dan laporan praktikum !
Jawab :






5. Mengapa managemen laboratorium penting dalam kaitannya dengan kurikulum 2013 ?
Jawab :
       Kurikulum 2013 erat kaitannya dengan proses pelaksanaan yang berlandaskan scientific method (metode ilmiah). Metode ilmiah itu sendiri terdiri dari tahapan-tahapan ilmiah, antara lain mengamati, menalar, bertanya, melakukan percobaan, mencatat, mengelompokkan, menarik kesimpulan, mengkomunikasikan dan masih banyak lagi aspek-aspek lainnya. Proses dalam menjalani tahapan-tahapan ilmiah itu dapat difasilitasi dengan sarana dan prasarana laboratorium. Kelengkapan laboratorium akan menunjang aspek-aspek tahapan ilmiah untuk menumbuhkembangkan sikap ilmiah siswa yang tentu saja dengan manajemen laboratorium yang baik pula.


       Praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah. Para ahli meyakini bahwa cara yang terbaik untuk belajar pendekatan ilmiah adalah dengan menjadikan siswa sebagai ilmuwan. Pembelajaran sains dilaksanakan melalui pendekatan inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran sains yang ditekankan oleh kurikulum 2013 berorientasi pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Untuk mencapai tujuan tersebut, pengelolaan laboratorium menjadi hal yang sangat berperan penting. Manajemen laboratorium yang baik (seperti yang telah dijelaskan pada soal nomor satu diatas) akan mendukung tercapainya sasaran kurikulum 2013 yaitu menghasilkan siswa yang produktif, inovatif dan kreatif.




6. Jelaskan perbedaan mendasar pada laboratorium jenjang Sekolah Dasar & Sekolah Menengah Pertama !
Jawab :
          Menurut saya, perbedaan mendasar pada laboratorium jenjang Sekolah Dasar dengan laboratorium jenjang Sekolah Menengah Pertama terletak pada desain ruangan dan sistematika pelaksanaan kegiatan praktikum. Pada laboratorium Sekolah Dasar, ruangan didesain sedemikian rupa dengan kondisi semua alat dan bahan terletak dalam ruangan khusus dan hanya guru pendamping yang memiliki wewenang untuk keluar masuk ruangan tersebut. Ruangan utama lab hanya berisi meja praktikan beserta kursi dan meja demontrasi guru. Praktikum lebih banyak dilakukan dengan cara demontrasi oleh guru karena untuk tingkat Sekolah Dasar, mereka belum dipersiapkan untuk dapat melakukan kegiatan praktikum secara mandiri. Seperti yang kita ketahui, anak pada rentang usia Sekolah Dasar masih belum memahami bahaya ataupun resiko yang ada di sekelilingnya, mereka cenderung lebih sulit diarahkan dibandingkan siswa/i Sekolah Menengah Pertama yang setidaknya lebih baik dalam menerima intruksi yang diberikan guru.

          Sedangkan untuk desain laboratorium jenjang Sekolah Menengah Pertama, alat-alat dan bahan-bahan tetap diletakkan di ruang khusus namun siswa memiliki akses keluar masuk apabila memiliki keperluan dengan kedua hal tersebut dan tentu saja tetap dalam pengawasan guru. Alat-alat yang dianggap tidak berbahaya juga tidak menutup kemungkinan apabila ditata berdampingan dengan ruang utama (ruang praktikum) karena siswa SMP dianggap sudah dapat membedakan hal-hal yang dapat membahayakan dirinya ataupun sekitarnya. Untuk pelaksanaan praktikum pada siswa jenjang SMP juga sudah diberikan wewenang untuk melakukan praktikum secara mandiri dan tentu saja tetap dibimbing oleh guru pendamping.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar